Terjadi Close 1 Tahun Jatuh Ke Dasar :Wall Street Anjlok Lagi, Indeks S&P 500

Foto:Bursa New York kembali tertekan dengan tiga indeks utama mengalami Penurunan Pada Perdagangan--
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Paman Sam .Rabu 09 April 2025.Bursa Saham Selama Perang Dagang Banyak Kena Imbasnya Yang ManaWall Street kembali dihantam aksi jual besar-besaran yang membawa indeks S&P 500 ditutup di bawah level 5.000 untuk pertama kalinya dalam hampir setahun, setelah membalikkan reli di sesi awal yang kuat.
Kemarin ,indeks S&P 500 ditutup turun 79,48 poin, atau 1,57% menjadi 4.982,77, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 320,01 poin atau 0,84% menjadi 37.645,59 dan indeks Nasdaq Composite anjlok 335,35 poin atau 2,15% ke 15.267,91.
BACA JUGA:Prioritas Investasi Saham : Karena Munculnya Gelombang Sunami IHSG
BACA JUGA:Kacau Hari ini : Prediksi Saham Wall Street AS Menjadi Vampir
NPL Berhasil Ditekan, KB Bank Optimis Bukukan Laba Bersih di Tahun 2025
NPL Berhasil Ditekan, KB Bank Optimis Bukukan Laba Bersih di Tahun 2025
Asal tahu saja, terakhir kali indeks S&P 500 ditutup di bawah 5.000 adalah pada 19 April 2024.
Dengan koreksi tersebut, indeks S&P 500 telah kehilangan nilai pasar sebesar US$ 5,8 triliun sejak Presiden Donald Trump mengumumkan tarif global yang besar terhadap mitra dagang AS pada Rabu 02 April 2025 malam. Ini mewakili lebih dari 12% untuk penurunan persentase empat hari terbesar sejak pandemi, menurut data LSEG.
BACA JUGA:Januari-Februari:Berani Lawan Trump, Perdagangan China ke AS Surplus
BACA JUGA:INDONESIA : Perang Dagang, Kebutuhan Minyak AS, Amerika Serikat Kebutuhan Tekstil Indonesia
Indeks S&P sempat menguat lebih dari 4% pada sesi ini karena investor berharap Trump akan melunakkan pendiriannya atau menunda batas waktu tarif pada tanggal 9 April.
Yang Mana, sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pada Selasa sore bahwa Trump memperkirakan tarif akan berlaku meskipun dia mengatakan hampir 70 negara telah menghubungi untuk memulai negosiasi guna mengurangi dampak kebijakan perdagangan AS.
Pelaku pasar "optimis pagi ini bahwa kita akan mendapatkan semacam tanda bahwa kita semakin dekat dengan kesepakatan atau kompromi dengan beberapa negara besar ini atau bahwa akan ada penundaan mengingat begitu banyak orang ingin bernegosiasi," kata Lindsey Bell, kepala strategi pasar di Clearnomics di New York.
BACA JUGA:BIANG KELADINYA : Para Demonstran AS-Eropa Kecam Elon Musk
BACA JUGA:Rupiah Akan Babak Belur:Perang Dagang Dimulai Besok
"Itu tampaknya tidak selalu terjadi karena kita dengan cepat mendekati batas waktu tengah malam dan investor kehilangan kepercayaan."
Gedung Putih menambahkan pada Selasa sore bahwa mereka mengharapkan tarif 104% terhadap China akan berlaku pada 9 April.
Hal tersebut terjadi setelah sebelumnya China mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah menerima "sifat pemerasan" dari ancaman Trump untuk menaikkan tarif impor China hingga lebih dari 100%.
Dan Perwakilan Dagang Amerika Serikat Jamieson Greer mengatakan pada Selasa bahwa pengecualian terhadap tarif global tidak diharapkan dalam waktu dekat.
"Orang-orang ingin bersikap optimistis dan akhirnya menyadari bahwa mereka tidak memiliki alasan yang baik," Melissa Brown, Direktur Pelaksana, Riset Keputusan Investasi di SimCorp.
"Laporan laba akan mulai dilakukan dalam beberapa hari ke depan. Bahkan jika laba pada kuartal pertama tidak turun drastis, kita akan melihat banyak pernyataan dari perusahaan tentang dampak tarif yang diharapkan."
Musim laporan laba kuartalan akan dimulai akhir minggu ini, dengan JPMorgan, Morgan Stanley, dan Wells Fargo akan melaporkan kinerja laba pada hari Jumat 11 April 2025
Indeks S&P 500 semakin mendekati konfirmasi pasar yang melemah, berakhir hampir 19% di bawah rekor penutupan pada 19 Februari. Konfirmasi melemah akan terjadi jika indeks S&P 500 sudah turun 20% di bawah level tersebut.
Setelah jatuh serendah 36,48 poin pada awal hari, Indeks Volatilitas CBOE - yang dipandang sebagai 'pengukur ketakutan' Wall Street - kembali menguat dan ditutup pada 52,33 poin, yang merupakan level penutupan tertinggi sejak Maret 2020 dalam kenaikan hari keempat berturut-turut.
BACA JUGA:Badai PHK Besar-besaran :Robert Kiyosaki Peringatkan Krisis Ekonomi 2025
BACA JUGA:China Paling Kacau:Karena Perang Dagang Bersambung: Trump
Kekhawatiran bahwa tarif agresif AS dapat memacu inflasi dan menghambat pertumbuhan global telah menyebabkan beberapa orang percaya bahwa pemangkasan suku bunga Federal Reserve dapat menyusul.
Dalam Hal ini, Presiden Bank Sentral Federal San Francisco Mary Daly mengatakan pada Selasa sore bahwa dengan ekonomi yang kuat dan masih banyak yang belum jelas tentang dampak kebijakan baru pemerintahan Trump, bank sentral tidak boleh terburu-buru menyesuaikan suku bunga.
Pada sesi ini, saham perusahaan asuransi kesehatan UnitedHealth Group naik 5,4% dan Humana melonjak 10,7% setelah AS mengumumkan kenaikan 5,06% dalam tarif pembayaran kepada perusahaan asuransi swasta untuk rencana kesehatan Medicare Advantage 2026.
Sumber: