Badai PHK Besar-besaran :Robert Kiyosaki Peringatkan Krisis Ekonomi 2025

Badai PHK Besar-besaran :Robert Kiyosaki Peringatkan Krisis Ekonomi 2025

Foto:Robert Kiyosaki, Penulis Buku "Rich Dad Poor Dad"--

DISWAYROBOLINGGO.ID.Jakarta,16 Februari 2025.Dengan Adanya Pakar Ekonomi Dan Cukup Di Kenal Dalam Dunia Perdagangan Dan investor terkenal sekaligus penulis buku best-seller Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali mengeluarkan peringatan mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat.

BACA JUGA:EMOSI Donald Trump : Waktu The Fed Tahan Suku Bunga Acuan

BACA JUGA:Vonis 20 Tahun Penjara :Putusan Banding, Hukuman Harvey Moeis

Melalui platform X, Kiyosaki memperingatkan bahwa Badai PHK besar-besaran akan menghantam tenaga kerja AS, dengan Klaim bahwa Presiden Donald Trump akan menghilangkan 65.000 pekerjaan.

LAY OFFS to accelerate. Trump to eliminate 65000 jobs. Even oil companies laying off thousand of workers because the economy is contracting. Car companies such as Nissan and Volkswagen laying thousands of workers.It’s not going to be a soft landing. STOP DREAMING. Prepare… — Robert Kiyosaki (@theRealKiyosaki) February 13, 2025

Tidak hanya itu, Kiyosaki juga menyoroti pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri minyak akibat kontraksi ekonomi.

BACA JUGA:ABRASI IHSG:Ini Penyebab IHSG Terkikis 2% Hari ini

BACA JUGA:Arab Saudi Investasi ke AS Rp9.800 Triliun Tolak Gabung BRICS

Hal ini cukup mengejutkan mengingat janji Trump untuk menghidupkan kembali sektor energi melalui kebijakan "drill, baby, drill" yang menitikberatkan pada produksi melimpah tanpa banyak pembatasan.

Sejumlah produsen mobil ternama, seperti Nissan (TYO: 7201) dan Volkswagen (ETR: VOW3), juga dikabarkan mengalami tekanan ekonomi serupa, yang menambah ketidakpastian di sektor industri otomotif.

Bisa dilihat unggahannya, Kiyosaki memperingatkan para pengikutnya agar berhenti berharap akan adanya soft landing—yakni skenario di mana inflasi dapat dikendalikan tanpa menyebabkan resesi.

Sebaliknya,Kiyosaki,menegaskan bahwa masyarakat harus bersiap menghadapi kemungkinan pasar keuangan ambruk, depresi ekonomi, bahkan perang.

Meski tidak memberikan rekomendasi spesifik, pernyataan Kiyosaki sebelumnya dapat memberikan gambaran strategi investasi yang Kiyosaki yakini mampu bertahan dalam kondisi ekonomi yang memburuk.

BACA JUGA:Serangan Mulai Serangan:Presiden ICC Kecam Trump Kenakan Saksi

BACA JUGA:Sebab Investigasi :Kejahatan Perang Israel di GazaAS Hukum Kepala ICC

Sestem Menghadapi Hard Landing

Dikenal sebagai pendukung investasi pada aset safe-haven, Kiyosaki secara konsisten merekomendasikan tiga instrumen utama:

Emas

Perak

Bitcoin (BTC)

Kiyosaki telah berulang kali menyatakan bahwa logam mulia dan kripto merupakan pelindung terbaik dari ketidakstabilan ekonomi. Strategi ini tampaknya membuahkan hasil karena portofolio investasi Kiyosaki menunjukkan performa yang kuat pada 2024 dan masih mempertahankan nilainya hingga awal 2025.

Meski Kiyosaki dikenal memiliki 15.000 properti, ia justru menyarankan masyarakat untuk menjual rumah mereka dan mengalihkan dana ke Bitcoin, sebagaimana yang ia sampaikan pada Desember lalu.

Apakah Kiyosaki Dapat Dipercaya dalam Memprediksi Krisis?

Salah satu aspek yang menarik dari pernyataan Kiyosaki adalah kontradiksi dalam prediksi ekonominya. Di satu sisi, ia memuji prospek ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Trump, tetapi di sisi lain ia memperingatkan akan adanya kehancuran finansial besar-besaran.

Di Mana, perbedaan ini mungkin tidak sesederhana itu. Kiyosaki sendiri mengklaim bahwa ia memperoleh keuntungan besar selama Great Recession 2008, dan tampaknya ia melihat pola siklus ekonomi yang terus berulang antara pasar bullish jangka panjang dan kehancuran besar yang tiba-tiba.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa ia menganggap krisis yang akan terjadi pada 2025 sebagai dampak dari kebijakan ekonomi Presiden Joe Biden sebelumnya, bukan akibat langkah-langkah yang diambil oleh Trump.

Yang Mana, waktu yang akan membuktikan apakah prediksi Kiyosaki akurat. Jika ia masih meramalkan kehancuran ekonomi pada 2026 atau 2027, maka mungkin ada dasar yang lebih kuat bagi skeptisisme terhadap analisisnya.

Yang pasti, Kiyosaki telah mengeluarkan peringatan serupa selama lebih dari satu dekade, dan berkali-kali menyatakan bahwa resesi sudah dimulai. Apakah kali ini peringatannya benar-benar menjadi kenyataan, masih perlu dibuktikan.




 

 

 

 

 

 

Sumber: