WOW EFEK Film Dirty Vote: Pemilihan Presiden,14 Februari 2024

WOW EFEK Film Dirty Vote: Pemilihan Presiden,14 Februari 2024

Foto: film dokumenter Dirty Vote. (Youtube) 2024--

DISWAYPROBOLINGGO.Jakarta Senin12 Februari 2024.Pesta Demokrasi Rakyat Republik Indonesia sedang dihebohkan dengan film dokumenter berjudul Dirty Vote. Film tersebut mengungkap desain kecurangan Pemilu 2024.

BACA JUGA:Banjir Yang Terjadi Di Tol GT Kertajati Cipali, Apa Penyebabnya?

BACA JUGA:Silakan kritik, kami bekerja sesuai UU: Kata Bawaslu Usai Disinggung Tentang Film Dokumenter 'Dirty Vote'

Film yang disutradari oleh Dandhy Laksono itu sudah mengundang ribuan komentar di YouTube. Tak hanya itu, terhitung Senin12 Februari 2024 film ini telah ditonton 5,5 juta orang.

Film ini bercerita tentang Tiga Ahli Hukum Tata Negara Yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari, Yang Membicarakan Bagaimana Pemilu 2024 mengalami banyak kecurangan. 

"Jika anda nonton film ini tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk anda melakukan penghukuman. Film ini adalah monumen, monumen yang akan kita ingat bahwa kita punya peranan besar melahirkan orang yang bernama Jokowi," Ujarnya Zainal dalam film tersebut. 

BACA JUGA:5 makanan yang wajib ada di waktu imlek

BACA JUGA:Jelang Hari H Pencoblosan, Elektabilitas Prabowo-Gibran Mentok Di Angka 32,4 Persen

Sementara itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran langsung menggelar jumpa pers terkait film tersebut. Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, menyebut film tersebut mengutamakan narasi kebencian dan tuduhan yang disampaikan tidak ilmiah.

"Soal beredarnya apa yang disebut film judul Dirty Vote, sejak kemarin ringkasannya beredar, tapi baru tadi jam 11 versi utuh kita bisa tonton dan lihat," Katanya saat konferensi pers di Media Center Prabowo-Gibran, Minggu 11 Februari 2024.

BACA JUGA:Relawan Ganjar TPN Kecam: Spanduk Diringkus Saat Kunker Jokowi

BACA JUGA:Sinyal Indosat Alami Gangguan, Jumat (26/1/2024) Malam : Steve Saerang Buka Suara

"TKN menanggapi sebagai berikut. Bahwa di negara demokrasi semua orang memang bebas menyampaikan pendapat. Namun, perlu kami sampaikan bahwa sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang bernada asumtif, dan sangat tidak ilmiah," Sambungnya Habiburokhman.

Film Kesimpulannya Menceritakan Keadaan Demokrasi Indonesia,Agar Kira Rakyat Republik Indonesia Bisa Melihat Menganalisa Politik Secara Edukasi Khususnya Generasi Muda Untuk Masa Depan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Jadi Efeknya Luar Biasa Jelang Pemilihan Umum Apa Lagi Pemilihan Presiden Republik Indonesia Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Yang akan Di Laksanakan Rabu 14 Februari 2024.

Sumber: