WASPADA Rupiah Ambruk:Investor Pergi ke Pasar AS

WASPADA Rupiah Ambruk:Investor Pergi  ke Pasar AS

Foto:Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai Penukaran Mata Uang Asing Jakarta--

DISWAYROBOLINGGO.ID.Jum'at.22 Mei 2025.Indonesia,Rupiah Bisa Terjadi mendapatkan tekanan pada perdagangan hari terakhir di pasar spot pekan ini, di tengah kebangkitan lagi minat pemodal global terhadap aset-aset di pasar Amerika Serikat (AS).

Indeks dolar AS ditutup menguat tadi malam di New York, membuat rupiah Nondeliverable Forward (NDF) di pasar offshore tergelincir melemah tipis 0,08% di level Rp16.380/US$. Pagi ini, rupiah NDF bergerak stabil sedikit menguat di Rp16.374/US$.

BACA JUGA:Pekan Ini :Rupiah Menang Minim, Dolar Keok

BACA JUGA:Komisi Pemberantasan Korupsi:Menteri Koperasi Budi Arie Hadirin Panggilan KPK

Level tersebut lebih lemah ketimbang posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.330/US$, mengisyaratkan potensi pelemahan masih mungkin terjadi.

Diperdanggan Asia pagi ini, pergerakan valuta di kawasan bervariasi. Ringgit menguat bersama won, yen, dolar Singapura juga yuan offshore.Yang Manasebagian yang lain masih melemah, di antaranya dolar Taiwan, baht, peso juga dolar Hong Kong.

Rupiah mungkin akan mendapatkan sokongan bila arus masuk modal asing berlanjut ke pasar saham domestik. Sepekan ini, asing sudah membukukan net buy senilai US$ 94,4 juta, sekitar Rp1,54 triliun. 

BACA JUGA:Narendra Emosi: Pakistan Akan Lakukan Serangan Nuklir ke India
BACA JUGA:Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Ke Dolar AS Hari Ini

Wall Street Melemah di Tengah Tekanan Fiskal AS

RUU Pajak Trump Disahkan DPR, Picu Polemik dan Utang Baru

Greget pemodal yang kembali membaik di pasar ekuitas AS, mungkin akan menularkan selera berinvestasi yang makin membaik pada investor global di pasar emerging market, termasuk di Indonesia.

Rupiah juga bisa berharap animo asing ke pasar surat utang negara bertahan stabil seiring dengan pelebaran lagi tingkat imbal hasil SUN dengan US Treasury, menjadi 231 basis poin pagi ini, menyusul penurunan yield UST kemarin. 

Per 21 Mei lalu, pada hari ketika Bank Indonesia memutuskan memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin, pemodal asing memborong SUN senilai US$ 38 juta sehingga sepekan ini global fund sudah membukukan net buy di fixed income asset sebesar US$ 207,3 juta.

BACA JUGA:Putaran Seminggu IHSG Anjlok,Surut Sampai 4%

BACA JUGA:Asing Banyak Jual Saham Ini:Di Saat IHSG Lagi Segar- Segarnya

Analisis teknikal

Rupiah secara teknikal masih berpeluang melanjutkan penguatan, akan tetapi mulai terbatas dibayangi sentimen pasar. Level resistance terdekat rupiah ada pada level Rp16.310/US$. Lalu, resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.300/US$ usai break trendline sebelumnya, dan juga terdapat Rp16.200/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah di dalam time frame daily, tren jangka menengah (Mid-term) perdagangan.

Di Mana,nilai rupiah memiliki level support terdekat pada level Rp16.350/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp16.400/US$ sebagai support psikologis juga Rp16.450/US$ dalam sepekan.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Jumat 23 Mei 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Obligasi AS pulih

Pemulihan pasar obligasi pada Kamis turut didukung oleh data ekonomi.

Aktivitas bisnis dan ekspektasi output AS menunjukkan perbaikan seiring meredanya kecemasan terkait perdagangan, meski tekanan harga masih terus meningkat.

Klaim pengangguran awal (turun ke level terendah dalam empat minggu, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih solid. Namun, penjualan rumah lama justru turun di luar perkiraan.

“Data ekonomi ‘keras’ belum menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang tertekan,” kata Don Rissmiller dari Strategas, dilansir dari Bloomberg.

“Sebagian aktivitas ekonomi tampaknya ditarik ke depan sebelum tarif diberlakukan. Dampaknya akan terasa mulai sekarang, dan sinyal dari pasar obligasi kepada politisi akan menambah tekanan bagi sektor ekonomi yang sensitif terhadap suku bunga seiring negosiasi anggaran berjalan sepanjang musim panas.”

BACA JUGA:Badai PHK Besar-besaran :Robert Kiyosaki Peringatkan Krisis Ekonomi 2025

BACA JUGA:Kacau Hari ini : Prediksi Saham Wall Street AS Menjadi Vampir

Komentar dovish pejabat The Fed juga memberi penguatan pada pasar.

Deputi Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan bank sentral bisa mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua 2025, jika tarif perdagangan yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap mitra dagang AS bisa diturunkan ke kisaran 10%.

“Jika tarif bisa ditekan ke sekitar 10% dan semuanya disepakati dan selesai sekitar Juli, maka kita berada dalam posisi yang cukup baik untuk paruh kedua tahun ini,” Ucapnya Waller dalam wawancara di Fox Business, Kamis.

Hari ini, Investor menunggu rilis data perkembangan uang beredar Indonesia untuk bulan April. Data neraca pembayaran (NPI) yang mencatat defisit, juga nilai defisit transaksi berjalan yang lebih besar ketimbang ekspektasi, yang dilansir kemarin nyatanya tidak memberi tekanan pada pasar.

Sumber: