Pakistan: Memberikan Tawaran Menarik ke India,Senjata Nuklir Menanti

Foto:menteri Pakistan ancam serang India dengan senjata nuklir ketika perseteruan kedua negara memanas. Seteru ini dipicu pembantaian 26 turis Hindu di Kashmir.--
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Pakistan, Jum'at 16 Mei 2025.Perseteruan Memanas ,Pakistan masih memberikan tawaran diplomatik kepada India.Yang Mana,terjadi saat kedua negara sedang dalam keadaan genting akibat insiden penembakan massal di Kashmir beberapa Waktu Kemarin.
BACA JUGA:Netanyahu Manusia Terhina: Pemimpin Eropa Marah Besar Kepada Netanyahu
BACA JUGA:Presiden Ukraina Zelenskiy : Meminta Putin Hadir Di Turki
Menteri Negara untuk Hukum dan Keadilan Pakistan, Aqeel Malik, mengatakan bahwa negaranya masih akan membantu India dalam menggelar penyelidikan independen atas insiden penembakan Kashmir yang menewaskan 26 turis pada 22 April lalu.
Menurutnya, ini merupakan bentuk pembuktian juga bahwa Pakistan tidak terlibat dalam insiden itu, sebagaimana yang dituduhkan India dan akhirnya memicu aksi saling serang antara kedua negara tetangga tersebut.
"Menjadi jelas, tawaran kami masih berlaku, dan kami telah menegaskan berulang kali, kami telah mengatakan bahwa kami tidak ada hubungannya dengan ini. Dan kami telah meminta penyelidikan internasional, investigasi internasional yang independen dan tidak memihak," jelasnya dalam sebuah sesi konferensi pers di Kedutaan Pakistan di Jakarta pada Kamis 15 Mei 2025.
Yang Mana, tidak ada tanggapan di tingkat mana pun dari pihak India. Kami membutuhkan pihak India untuk bersikap terbuka dalam hal ini, sehingga masyarakat internasional juga dapat melihat sendiri siapa yang bersalah."
BACA JUGA: Saham: IHSG Meluncur 7.000,3 Saham Dibeli Langsung
BACA JUGA:Harganya Meroket ,Bursa Efek Indonesia Semangkin Seru!
Juga, India melancarkan serangan udara pada pekan lalu di beberapa lokasi di Pakistan, termasuk Kotli, Bahawalpur, Muridke, Bagh, dan Muzaffarabad. Serangan tersebut mengakibatkan sedikitnya 26 warga negara tewas dan 46 lainnya cedera.
Serangan itu menyusul meningkatnya ketegangan setelah insiden Pahalgam pada 22 April di Jammu dan Kashmir yang dikuasai India, di mana 26 wisatawan India tewas. New Delhi menuduh Pakistan terlibat tetapi belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.
Sejauh ini, kedua negara telah menyatakan gencatan senjata setelah ditengahi oleh beberapa pihak seperti Turki, Azerbaijan, Iran, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Namun, sejumlah ketegangan masih terus muncul di antara dua kekuatan nuklir ini.
Dan , Malik dari Parlemen Pakistan mengungkapkan bahwa pihak Pakistan akan mendahulukan diplomasi di atas peluncuran senjata nuklir.
BACA JUGA:MELEMAH,LOYO Akhirnya Ngesot:Nilai Tukar Rupiah Hari Ini
BACA JUGA:CHINA MEMBLOKIR :Petaka Baru Donald Trump,Kandas Semuanya Aktivitas
Yang Mana, dunia juga sudah melihat bagaimana Pakistan merespon serangan India dengan terukur.
"Kita lebih memilih diplomasi daripada hal lain saat ini. Saya rasa dunia juga telah melihat buktinya, melalui perilaku kita, sikap kita, apa yang sebenarnya telah kita tunjukkan selama berbagai peristiwa ini, entah itu diserang, diprovokasi," tegasnya.
Ketegangan Nuklir
Di sisi lain, India dan Pakistan masih saling tuduh pada hari Kamis karena gagal mengendalikan senjata nuklir mereka. Keduanya menyerukan kepada dunia untuk memantau persenjataan tetangga mereka beberapa hari setelah konfrontasi militer paling serius dalam dua dekade.
Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan persenjataan nuklir Pakistan harus berada di bawah pengawasan badan energi atom PBB, sementara Islamabad mengatakan masyarakat internasional harus menyelidiki "pasar gelap" di India.
BACA JUGA:ARAB SAUDI MELARANG : Kasih Visa ke RI & 13 Negara
BACA JUGA:KoPutin Berterima Kasih Ke Kim Jong Un,Bantuan Korut Rusia
"Saya ingin mengajukan pertanyaan ini kepada dunia: apakah senjata nuklir aman di tangan negara yang nakal dan tidak bertanggung jawab?," Singh mengatakan kepada pasukan di sebuah pangkalan di Srinagar di Kashmir yang dikelola India. "Saya percaya bahwa senjata atom Pakistan harus berada di bawah pengawasan IAEA (Badan Energi Atom Internasional)," Sambungnya Singh.
Dalam sebuah pernyataan beberapa jam kemudian, Menteri Luar Negeri Pakistan mengatakan IAEA seharusnya menyelidiki "pencurian berulang dan insiden perdagangan gelap yang melibatkan bahan nuklir dan radioaktif di India".
"Insiden ini juga menunjukkan adanya pasar gelap untuk bahan sensitif dengan penggunaan ganda di India,"tutupnya.
Sumber: