Pelabuhan Kuala Tanjung:Pelindo Bangun Hub Logistik

Pelabuhan Kuala Tanjung:Pelindo Bangun Hub Logistik

Foto: ilustrasi Suasana Bongkar Muat Kapal Kontainer Di Terminal Multiguna Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara PT PELABUHAN INDONESIA --

“Pelabuhan dan industri yang terintegrasi akan membuat industri jauh lebih efisien karena tidak ada lagi additional cost yang dikeluarkan untuk transportasi,” Ujarnya Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono belum lama ini. 

Selain itu, pengiriman barang ke pelabuhan maupun dari pelabuhan juga jauh lebih cepat. Arif Suhartono menjelaskan, Pelindo akan terus mendorong terjadinya well-connected ecosystem antara pelabuhan dengan kawasan industri (hinterland) untuk memperlancar arus barang. 

“Salah satu tujuannya adalah menciptakan biaya logistik yang lebih efisien dan mendorong penguatan ekonomi kawasan,” kata Arif.

Untuk mengembangkan KIKT, Pelindo mengambil sejumlah langkah strategis. Pertama, Pelindo berencana meningkatkan kepemilikan saham di PT Prima Tangki Indonesia (PTI) sebagai langkah awal menjadikan Kuala Tanjung sebagai transhipment hub untuk produk curah. Saat ini, PT Pelindo memiliki 20 persen saham di PT PTI.

BACA JUGA:Dampak Kenaikan Cukai 10% Di Jatim, Jangan Sampai Mematikan IHT Yang Tengah Berkembang

BACA JUGA:Sumber Daya Alam:Harga Nikel Naik 1,86 Persen, Minyak Mentah Turun

Perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan pergudangan ini memiliki tanki timbun dengan kapasitas total sebesar 100 ribu metrik ton (MT). Sejak akhir November 2019, PT PTI resmi menjadi Penyelenggara Pusat Logistik Berikat. Status ini akan menguntungkan pelanggan karena berbagai fasilitas dan kemudahan, terutama di bidang kepabeanan dan perpajakan.

Selain itu, Pelindo juga sedang menjajaki kerja sama pemanfaatan lahan Kawasan Industri Kuala Tanjung dengan PT IBC (PT Indonesia Battery Company), dan kerja sama potensial di Kuala Tanjung dengan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co. Ltd. (China).

Pengembangan Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung ini melibatkan PT Prima Multi Terminal –anak perusahaan PT Pelindo Multi Terminal—yang mengelola pelabuhan dan PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) yang membangun KIKT. Pelabuhan Kuala Tanjung sekarang fokus pada pengelolaan produk curah.

Dalam jangka panjang, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Kuala Tanjung akan menjadi Indonesia Logistic and Supply Chain Hub. Potensi pasarnya memang sangat besar, terutama dari industri minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya seperti minyak goreng, fatty acid, fatty alcohol, palm kernel, dan produk campuran biodiesel. 

Saat ini, banyak perusahaan sawit yang memiliki pabrik di Kuala Tanjung. Beberapa di antaranya adalah PT Multimas Nabati Asahan (Grup Wilmar) dan PT Dombas Mas. Selain itu, ada sejumlah pabrik pengolahan logam seperti PT Inalum (Persero), PT Dairi Prima Mineral, dan PT Asahan Aluminium Alloys.

Ditambah lagi, Kuala Tanjung sudah terkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Jaraknya hanya sekitar 43 kilometer. Sejumlah perusahaan sudah memiliki pabriknya di Sei Mangkei, di antaranya PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN III dan IV, serta PT Pertamina Gas, dan PT Pertamina Power Indonesia. 

Sumber: