Anggaran Rp70 T: DiKembalikan Ke Kas Negara ,Badan Gizi Nasional Berikan Sebabnya?

Anggaran Rp70 T: DiKembalikan Ke Kas Negara ,Badan Gizi Nasional Berikan Sebabnya?

Foto:Kepala BGN Dadan Hindayana Menyampaikan mengembalikan dana Rp70 triliun ke Presiden Prabowo karena dianggap tak akan terserap hingga akhir tahun ini.--

Pemerintah menugaskan lulusan Sarjana Penggerak Pemuda Indonesia (SPPI) sebagai tenaga pelaksana di lapangan. Mereka kini memimpin Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur umum MBG di seluruh daerah.

"SPPI identik dengan SPPG, tidak ada satupun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang tidak dipimpin oleh SPPI sebagai kepala SPPG," ujarnya.

Dari sisi infrastruktur, pembangunan gedung SPPG awalnya direncanakan dibiayai sepenuhnya lewat APBN. Namun karena keterbatasan waktu dan mekanisme tender yang lambat, pemerintah membuka kemitraan dengan berbagai pihak untuk mempercepat realisasi.

"Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra yang telah ikut serta membangun SPPG di berbagai daerah. Anda semua adalah pejuang merah putih yang mempercepat keberhasilan program ini,"Sambungnya Dadan.

BACA JUGA:Surat Sakti Abolisi-Amnesti : Prabowo Berikan Terima kasih Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto

BACA JUGA:Donasi Rp1.000 dari Warga Jabar:Kebijakan KDM,Purbaya Respon

Pemerintah menargetkan pembangunan 30 ribu unit SPPG yang membutuhkan dana sekitar Rp60 triliun. Dari Rp6 triliun yang dialokasikan untuk membangun 1.542 unit tahun ini, hingga Agustus belum satu pun terealisasi lewat mekanisme tender.

Juga berkat partisipasi mitra, kini sudah ada 11.504 SPPG aktif berdiri di berbagai wilayah.

"Ini adalah program pertama di Indonesia dan di dunia, di mana mitra menjadi partner Badan Gizi Nasional yang telah menyukseskan program ini dengan cepat,"Lanjutnya Dadan.

Hingga saat ini, ada 30 ribu mitra yang tergabung dalam portal BGN. Dari jumlah itu, 11.504 telah lolos verifikasi, sementara sisanya masih dalam proses seleksi. BGN menargetkan hingga akhir tahun, 25.400 SPPG akan berdiri di wilayah aglomerasi dan 6.000 lainnya di daerah terpencil.

 

Sumber: