Usulan Luhut Ditolak Lagi:INA Dicairkan Rp50 T Pertah, Purbaya Menjelaskan Sebabnyaun

Foto:Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. / Antara Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa.--
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta,Sabtu 18 Oktober 2025.Respon Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menjawab usul Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta pemerintah menyuntik Rp50 triliun per tahun kepada Indonesia Investment Authority (INA).
BACA JUGA:Anggaran Rp70 T: DiKembalikan Ke Kas Negara ,Badan Gizi Nasional Berikan Sebabnya?
BACA JUGA:PURBAYA TOLAK : Bangun Family Office Pakai APBN
Purbaya balik mempertanyakan bakal dipakai apa uang tersebut oleh INA. Sang Bendahara Negara tak setuju jika duit pemerintah itu hanya dibelikan obligasi alias bond.
"Anda tahu uangnya INA sebagian besar ditaruh di mana sekarang? Gue rasa sama, obligasi juga,"Ujarnya Purbaya dalam Media Briefing di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat,17 Oktober 2025.
"Itu (suntikan Rp50 triliun) usul yang bagus kalau mereka (INA) sudah efektif menjalankan program investasi di sektor riil. Kayaknya masih terbatas kalau saya gak salah, tapi saya akan cek lagi. Saya gak mau kasih uang ke sana kalau uangnya dibelikan bond lagi, buat apa? Mending saya kurangi (penerbitan) bond saya,"Sambungnya.
BACA JUGA:Donasi Rp1.000 dari Warga Jabar:Kebijakan KDM,Purbaya Respon
BACA JUGA:PT Timah: Mendapatkan Kembali Penyitaan Aset Rp 7 Triliun
Purbaya mencontohkan Danantara juga ternyata menaruh uangnya di obligasi pemerintah. Fakta tersebut diketahui Purbaya yang pertama kali mengikuti rapat Dewan Pengawas (Dewas) Danantara pada Rabu 15 Oktober 2025.
Purbaya Melihatnya Pengunaannya Tidak Sesuai, Karena uangnya Dikelola Danantara di obligasi pemerintah bukan suatu keahlian. Akan tetapi, Purbaya memaklumi karena sisa waktu 2025 cukup singkat dan Danantara berjanji bakal menyalurkannya ke sektor riil pada saat yang tepat.
"Nanti INA juga akan kita lihat, betul seperti itu? Kan INA harusnya mengundang investor asing, itu kan sovereign wealth fund, bukan domestik saja. Kita naruh berapa, Rp70 triliun di situ? Saya lupa, kayaknya segitu deh. Asingnya ada masuk US$2 miliar kayaknya dari Uni Emirates Arab (UEA)," tuturnya.
"Kalau dia (INA) butuh duit beneran, ekspansi betulan, ya sudah kita dukung. Tapi kalau masih banyak uang di bond, di obligasi, ngapain kita dukung? Naruhnya di obligasi lagi. Nanti saya pelajari,"Ujarnya Purbaya.
Terpisah, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menilai INA bisa menjadi mesin perekonomian yang berjalan beriringan bersama Danantara.
Jika Danantara mengelola dividen BUMN dan berinvestasi secara mandiri, INA diharapkan bisa mendapatkan suntikan uang dari pemerintah setiap tahunnya. Luhut menyebut uang itu bisa diambil dari saldo anggaran lebih (SAL) yang mengendap di Bank Indonesia (BI).
Sumber: