Putusan Vonis 3,5 Tahun Hasto Kristiyanto: Agenda Misi Dan Visi Politik PDIP

Putusan Vonis 3,5 Tahun Hasto Kristiyanto:  Agenda Misi Dan Visi Politik PDIP

Foto:Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Menjalani Sidang Putusan--

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta,Kamis 31 Juli 2025.Agenda  DPP PDI Perjuangan menggelar acara Bimbingan Teknis (Bimtek) yang dihadiri ribuan kadernya pada akhir Juli ini di Bali.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang membuka Bimtek menjelaskan kegiatan tersebut digelar untuk kader PDIP se-Indonesia, terutama yang duduk di kursi dewan, untuk menyatukan visi dan misi untuk menjalankan soliditas partai.

BACA JUGA:Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,3 terjadi di wilayah Provinsi Gorontalo

BACA JUGA:Arab Saudi Menyampaikan: Konferensi Solusi Dua Negara Digelar di New York

"Yang Mana, bagaimana bisa bersama-sama menjalankan program-program pemerintah yang sudah akan mulai turun. Supaya bisa diawasi, sehingga memang sebesar besarnya adalah untuk soliditas Indonesia,"Ucapnya Puan.

"Bagaimana soliditas partai di internal tetap terjaga dan mengawasi anggaran dan program pemerintah," Ujarnya.

Sebagai informasi, Bimtek di Bali ini digelar tidak lama usai Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto divonis 3,5 tahun dalam kasus suap terkait kasus eks caleg PDIP Harun Masiku. Diketahui, PDIP  dalam beberapa kesempatan selalu menyebut kasus Hasto sebagai politisasi hukum.

Menyikapi apa yang terjadi, Direktur Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif'an berpendapat forum Bimtek ini akan digunakan PDI Perjuangan sebagai konsolidasi menjelang kongres.

BACA JUGA:SYAH: Prabowo Subianto Melantik 55 Wakil Menteri Kabinet Merah Putih

BACA JUGA:Pengumuman:Zelensky ,Perang Rusia Ukraina Perdamaian Yang Terbaik

Ali menilai usai Hasto divonis, ada kemungkinan arah politik PDI Perjuangan ke depan akan berubah.

Dalam Hal ini, menurut dia, ada dua faksi di partai itu. Faksi yang ingin tetap di luar pemerintah dan faksi yang ingin bergabung dengan pemerintah.

"Faksi Hasto yang cenderung oposan, cenderung jadi oposisi pemerintah. Nah faksi Mbak Puan yang cenderung ingin merapat kepada pemerintah. Nah, dua-duanya punya argumentasi,"Ucapnya Ali Waktu dihubungi, Rabu 30 Juli 2025.

Yang Mana Ali Menyampaikan, arah politik PDI Perjuangan ke depan sangat bergantung dengan posisi sekretaris jenderal pascavonis Hasto.

Jika Hasto tetap dipertahankan atau penggantinya tetap dari faksinya, Ali menilai PDIP tidak akan masuk kekuasaan dalam beberapa tahun ke depan. Menurutnya, arah PDIP akan berbeda apabila sosok yang dipilih jadi sekjen nantinya berasal dari faksi Puan.

"Tetapi kalau nanti sekjennya adalah orangnya faksinya Puan, ada kemungkinan dalam waktu yang tidak lama, dalam waktu dekat itu PDIP akan merapat ke pemerintah,"Sambungnya.

BACA JUGA:Dipertemukan :Arsjad Rasjid Dengan Bahlil dan Anindya Bakrie

BACA JUGA:KSAD: Soal Penambahan Prajurit di Lebanon, Wewenang Panglima TNI,Ada Perintah Kami Disiapkan

"Sehingga kita akan lihat bagaimana posisi Sekjen akan diisi oleh faksi siapa. Di situ nanti arah bandul politik PDIP akan ditentukan oleh siapa yang memegang tampuk Sekjen,"Lanjut nya Ali.

Dimintai pendapat secara terpisah, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai ke depannya soliditas politik.

"Karena bagi PDI Perjuangan, apa yang terjadi pada Hasto bukan persoalan hukum, tapi persoalan politik untuk menarget PDIP melalui Hasto. Itu narasi politik yang selama ini ditangkap publik,"Ujarnya Adi.

Adi menilai ada kecenderungan PDI Perjuangan ke depan akan berada di luar kekuasaan meski dalam banyak hal, PDI Perjuangan dengan pemerintah baik-baik saja.

"Tapi secara gestur politik, PDIP lebih kelihatan ingin jadi oposisi dibanding berkoalisi masuk bagian pemerintah, Ucapnya Adi.

Harus tentukan sikap, memori 2014

Ali berpendapat PDI Perjuangan ke depan harus mengambil sikap politik yang jelas.

Menurutnya, dalam konteks elektoral, PDI Perjuangan tidak akan mendapat insentif elektoral jika bersikap tidak jelas.

Ali mencontohkan pada Pemilu 2014. PDI Perjuangan yang selama era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi oposisi, berhasil menang Pemilu.

"Kenapa kemudian di 2014, PDIP itu mendapatkan suara yang signifikan yang menjadi pemenang pemilu. Itu karena posisi jelas sebagai oposisi saat itu di zaman Pemerintahan SBY [Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono/SBY]  10 tahun,"Ujarnya Ali.

"Nah kenapa kemudian PDIP itu 2019 itu menjadi pemenang pemilu? karena jelas posisinya punya kader sebagai calon presiden dan propemerintah,"lanjutnya.

Juga, PDI Perjuangan masih bisa unggul tipis di Pemilu 2024 karena posisi masih diuntungkan berada di barisan pemerintah dan secara logistik kuat.

"Tetapi kalau misalnya hari ini PDIP tidak jelas sikapnya, PDIP bisa disalip oleh partai lain khususnya Gerindra yang menargetkan 30 persen,"Tegasnya Ali.

 

Sumber: