KSAD: Soal Penambahan Prajurit di Lebanon, Wewenang Panglima TNI,Ada Perintah Kami Disiapkan
Foto:Pasukan Perdamaian Diserang Israel, KSAD Pastikan Belum Ada Perintah Penambahan Personel TNI 2024--
DISWAYPROBOLINGGO.ID Jakarta,Senin 14 Oktober 2024.Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, belum mendapatkan perintah dari Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk menambah personel TNI dalam Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Lebanon (UNIFIL). "Itu Wewenang dari Panglima TNI, kalau saya hanya posisi bersiap. Kalau memang butuh untuk menambah pasukan ke sana, tentu disiapkan,"Ujarnya Maruli di Jakarsenin 14 Oktober 2024.
BACA JUGA:Space X, Elon Musk : Hubungan Khusus. Dengan PM Italia Meloni
BACA JUGA:Persiapan Sarana :Meditama (SAME) dan Primaya (PRAY) Untuk Antisipasi Pandemi Baru
Di Mana Maruli, TNI Angkatan Darat (AD) masih fokus untuk memikirkan bagaimana cara membantu kondisi di sana dari sisi yang lain. "Jadi, kalau bagaimana, itu tentu akan dibahas di tingkat Mabes TNI,"Ucapnya jenderal bintang empat TNI AD itu.
Maruli mengatakan, serangan tembak militer Israel (IDF) yang mengakibatkan dua personel TNI terluka juga akan menjadi bagian dari pembahasan. Maruli mengatakan, jika ada kejadian, khususnya terhadap pasukan yang ada di luar negeri maka TNI tentu segera mengevaluasi kondisi terkini. “Jadi, mudah-mudahan bisa tetap aman dan TNI bisa bekerja seperti biasa. Kalau cedera personel kemarin tentu akan jadi bahan evaluasi, kami coba memikirkan agar tidak terjadi hal yang lebih fatal lagi ke depannya," ujarnya. KASD ,juga mengatakan, sampai saat ini TNI masih dalam posisi memantau dan menunggu kondisi terkini yang terjadi di Lebanon.
BACA JUGA:Rencana Gelar Negosiasi:Qatar, Mesir dan AS Damai Konflik Gaza pada 15 Agustus
BACA JUGA:Kirim Negosiator:Israel ke Kairo, Bahas Gencatan Senjata di Gaza
Di Mana, Indonesia tergabung dengan pasukan dari negara lain.
Menlu Retno Kecam Serangan Israel Sementara itu Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto pada 10 Oktober 2024, menyatakan bahwa prajurit TNI yang bertugas bersama UNIFIL terkena serangan tembak militer Israel (IDF). Hariyanto mengatakan, personel TNI itu terluka akibat rekoset baku tembak IDF dan Hizbullah.Di Mana , menurut Hariyanto, prajurit yang terkena serangan tembak itu mengalami luka ringan pada kaki dan dalam kondisi normal. "Pada Kamis 10 Oktober 2024 pukul 05.05 waktu setempat di Tower Pengamatan (OP 14) Naqoura telah terjadi aktivitas saling tembak antara IDF dan Hizbullah, terdengar ledakan dari kedua belah pihak," Ujarnya Kapuspen TNI. "Situasi kontak tembak terus terjadi dan tank Merkava IDF mulai terpantau keberadaannya di seputaran Green Hill. Rekoset (peluru nyasar) luncuran mengenai menara pengamatan (OP 14) yang diduduki oleh personel pengamat situasi,” ujarnya lagi.
BACA JUGA:TERKUTUK! Serangan Israel ke Warga Gaza Lagi Melaksanakan Sholat Subuh
BACA JUGA:Rencana Gelar Negosiasi:Qatar, Mesir dan AS Damai Konflik Gaza pada 15 Agustus
Israel Mengaku Tak Sengaja Sementara itu, berdasarkan siaran resmi UNIFIL yang dikeluarkan tidak lama setelah insiden itu menyebut bahwa tank Merkava IDF membidik dan menembak ke arah menara pengamat di Markas UNIFIL di Naqoura, Lebanon. Kemudian, UNIFIL mengingatkan bahwa serangan apa pun yang sengaja ditujukan kepada prajurit pasukan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Nomor 1701 Dewan Keamanan PBB. "Kami menindaklanjuti masalah ini dengan IDF (militer Israel) Ucapnya UNIFIL dalam pernyataan resminya yang dikutip di Jakarta pada 10 Oktober 2024.
Sumber: