Tidak Ada Ijin Kongres Amerika Serikat: Marah ke Donald Trump Karena Serang Iran

Foto:Senator AS Kecam Pernyataan Trump soal Ambil Alih Jalur Gaza: Dia Benar-benar Kehilangan Akal--
BACA JUGA:Akibat Kebijakan Donald Trump: NASA Ambruk Total
"Tak ada ancaman mendesak terhadap AS, yang dapat membenarkan Washington untuk mengambil langkah demikian," ucapnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Alexandria Ocasio-Cortez dari New York juga mengatakan bahwa Trump sudah melangkah terlalu jauh dalam masalah ini. Ia lantas menyerukan agar Trump dimakzulkan.
Menurut Undang-Undang Kekuasaan Perang tahun 1973, presiden Amerika Serikat harus berkonsultasi dengan Kongres sebelum mengerahkan Angkatan Bersenjata AS ke dalam situasi perang atau terlibat dalam suatu konflik.
Kendati demikian, berdasarkan pasal dua Konstitusi, Presiden AS memiliki peran sebagai panglima tertinggi militer AS.
Pada Sabtu,21 Juni 2025 malam waktu AS atau Minggu pagi waktu Iran, Trump mengumumkan bahwa AS telah menyerang tiga situs nuklir Teheran, yakni Isfahan, Natanz, dan Fordow.
Trump berujar serangan ini sukses melenyapkan salah satu fasilitas nuklir utama Iran, Fordow, yang amat sulit dihancurkan karena letaknya di bawah gunung.
BACA JUGA:Meroket Saham Baja:Wall Street Berkembang di Awal Juni
BACA JUGA:HAMPIR Rekor Tertinggi :Perdagangan Saham AS
Trump pun mengatakan Iran saat ini harus segera menghentikan perang dengan Israel.
"Jika tidak, serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah,"Ucapnya Trump.
Iran telah menyatakan bahwa AS melakukan kesalahan besar karena terlibat langsung dalam perang. Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan bahwa AS akan menerima balasan atas tindakannya ini.
"Amerika harus menerima balasan atas agresinya,"Ujarnya Pezeshkian saat berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi bahkan langsung bertolak ke Moskow pada Minggu,22 Juni 2025 untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengaku akan berkonsultasi serius menyusul serangan AS ke fasilitas nuklir mereka.
Sumber: