Dolar AS Tidak DiPakai Lagi : BRICS Mulai Berkembang

Dolar AS Tidak DiPakai Lagi  : BRICS Mulai Berkembang

Foto:China Yang Memetik Hasil Dari meningkatnya Ketidakpercayaan Terhadap AS--

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Paman Sam ,Kamis 13 Maret 2025.Dengan Adanya Agenda Negara Dunia bersatu melawan dolar AS karena Gedung Putih menggunakan mata uang ini untuk mengacaukan perekonomian negara-negara berkembang. Sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia pada Februari 2022 mengacak-acak banyak pihak sehingga BRICS memulai agenda dedolarisasi untuk melindungi ekonomi mereka.

BACA JUGA:KECEMASAN UKRAINA:Kedaulatannya Terancam

BACA JUGA:Dana Bantuan AS :Trump ,Zelensky Ambil seperti Minta Jajan Dari Bayi

BRICS menjadikan dolar AS sebagai penjahat dunia dengan meyakinkan negara-negara lain bahwa mata uang ini menghambat pertumbuhan mereka. 

David Roche dari Quantum Strategy menegaskan bahwa tarif Donald Trump terhadap barang-barang impor membuat keadaan menjadi lebih buruk bagi AS. BRICS memulai agenda dedolarisasi sebagai balasan atas sanksi Gedung Putih dan sekarang akan berkumpul kembali untuk menghadapi tarif. Dia menjelaskan bahwa AS akan menjadi "pecundang besar" sementara China akan mendapatkan keuntungan terbesar dari tarif yang tidak masuk akal. "Pecundang besar sebenarnya adalah AS karena tidak ada yang akan mempercayai perjanjian AS lagi," ujar dia kepada Fortune, mencatat bahwa Global South akan jatuh ke dalam orbit China. "China dapat memetik hasil dari meningkatnya ketidakpercayaan terhadap AS karena tarif,"Ujarnya Roche dilansir dari Watcher Guru, Kamis,12 Maret 2025.

BACA JUGA:RUSIA SINDIR: Kanada Rencana Akan Kerim Tentara Ke Ukraina

BACA JUGA:China Serbu Eropa:Setelah Dibuat Pusing Amerika Terus-terusan

Roche menambahkan, yen Jepang dapat menjadi mata uang terpercaya berikutnya karena kebijakan AS mengasingkan negara-negara lain. BRICS mendapatkan keuntungan terbesar dari ketidakpercayaan ini karena mencabut dolar AS dari status cadangan devisa adalah tujuan utamanya. 

Nassim Taleb, penulis buku The Black Swan memperingatkan bahwa sanksi dan tarif merusak prospek dolar AS. "Jadi saya benar-benar takut akan hilangnya peran dolar AS secara progresif,"Ujarnya kepada Bloomberg. Oleh karena itu, BRICS akan mendapatkan keuntungan dari tarif karena ketidakpercayaan pada dolar AS tumbuh di antara negara-negara berkembang.

 

Sumber: