KECEMASAN UKRAINA:Kedaulatannya Terancam

KECEMASAN UKRAINA:Kedaulatannya Terancam

Foto:Ada 11 Negara Anggota Yang Dilaporkan menolak Ukraina Bergabung Dengan NATO. --

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Uni Eropa,Rabu 12 Maret 2025.Sejak Adanya perdebatan Amerika Dan Ukraina Akhirnya Menimbulkan Kecemasan  Negara Hungaria. Salah satu anggota NATO dan Uni Eropa (UE) ini menyebut Kyiv telah melakukan aksi yang mengancam kedaulatan negaranya.

Dalam sebuah pernyataan, Selasa,11Maret 2025,Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menyebut Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak terhadap jaringan pipa minyak Druzhba.

BACA JUGA:Militer Rusia Total Kuasai Wilayah Kursk :Minta Ribuan Tentara Ukraina Menyerah

BACA JUGA:China Ngegas Kanada :Perang Dagang Terbuka Dan Memanas

Pipa minyak ini diketahui vital bagi kebutuhan energi Negeri Goulash itu, yang banyak bergantung dari pasokan asal Rusia.

Dalam sebuah video yang diunggah di Facebook, Szijjarto menekankan bahwa jaringan pipa Druzhba merupakan komponen penting dari infrastruktur energi Budapest, dan menegaskan bahwa jika jaringan pipa tersebut berhenti berfungsi, pengiriman minyak ke Hungaria dan Slovakia akan 'secara fisik mustahil'.

"Kami menganggap serangan terhadap infrastruktur energi kami yang menargetkan Hungaria ini tidak dapat diterima,"Ujarnya Szijjarto. "Pasokan energi Hungaria adalah masalah kedaulatan dan kami berharap semua orang menghormati hal ini,"Sambungnya.

BACA JUGA:Gazprom Kasih Peringatan: Sektor Riil Cadangan Gas Uni Eropa Menipis

BACA JUGA:Rupiah Siap Bangkit Lagi! Dolar AS Akhirnya Ambruk

Szijjarto mencatat bahwa ia telah berbicara dengan Wakil Menteri Energi Rusia, yang telah meyakinkannya bahwa pengiriman minyak mentah kemungkinan akan dilanjutkan dalam 24 jam ke depan.

Diplomat itu mengingat bahwa Budapest telah berulang kali mengangkat isu keamanan infrastruktur energinya di Brussels, dan telah diberi jaminan oleh Komisi Eropa (EC) bahwa tidak akan ada serangan terhadap fasilitas tersebut.

"Sayangnya, ini sudah kesekian kalinya jaminan EC dilanggar,"Ujarnya Szijjarto.

BACA JUGA:Arab Saudi Investasi ke AS Rp9.800 Triliun Tolak Gabung BRICS

BACA JUGA:Runtuhnya Kurs Rupiah: Tembus Rp 17.000, Karena Keadaan Korupsi Di BUMN.

Hungaria sendiri merupakan kritikus keras reaksi NATO untuk membantu Ukraina. Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán dan Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, telah lama secara terbuka mengkritik bantuan militer UE dan NATO ke Ukraina dan sanksinya terhadap Rusia.

Pemimpin Slovakia dan Hungaria ini juga telah lama dituduh menjalankan kebijakan yang bersahabat dengan Moskow meskipun negara mereka merupakan anggota UE dan NATO.

Mereka juga mendukung manuver Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menegaskan bahwa penyelesaian damai adalah satu-satunya jalan yang layak untuk mengakhiri perang.

Baru-baru ini, Orbán mengatakan bahwa rencana sekutu NATO, yang sebagian besar juga merupakan bagian dari UE, untuk membiayai militer Ukraina adalah jalan buntu. Menurutnya, dengan bantuan persenjataan dari AS yang telah dihentikan, UE tak akan mampu membiayai Kyiv hingga menang.

BACA JUGA:Donald Trump Sanksi:ICCkarena Tangkap Netanyahu

BACA JUGA:DONALD TRUMP MENGUMUMKAN! Rencana Khusus ke Asia, Jepang-India-Korea Sasarannya

Robert Fico juga mengkritik manuver UE yang berencana menaikan angka pengeluaran pertahanan dalam menjamin sendiri keamanan di wilayah itu tanpa jaminan dari sekutu besar seperti AS. Diketahui, Orbán telah menolak usulan ini, yang menurutnya menghancurkan Eropa.

"Cara UE mendukung Ukraina sekarang, sementara juga meningkatkan anggaran pertahanan Eropa sendiri, akan menghancurkan Eropa,"ujarnya.

"Jika sekarang AS berhenti (membiayai perang), mengapa 26 negara anggota lainnya masih terus merasa memiliki kesempatan untuk mengakhiri perang ini?. Hari ini tampaknya saya telah memveto. Yang mana,dalam beberapa minggu mereka akan kembali dan ternyata tidak ada uang untuk pembiayaannya.

Sumber: