Janjikan Investasi :Mohammed bin Salman Ucapkan Selamat kepada Donald Trump

Foto:Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berjabat tangan dengan Presiden AS Donald Trump-D-
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Arab Saudi.Kamis 23 Januari 2025.Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menelepon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Rabu untuk mengucapkan selamat atas pelantikannya. Penguasa de facto kerajaan tersebut juga menjanjikan perdagangan dan investasi senilai USD600 miliar (lebih dari Rp9.744 triliun) dengan Amerika selama empat tahun ke depan.
BACA JUGA:Donald Trump Pejabat California: Kurang Serius Kebakaran Masih Berkobar di LA
BACA JUGA:Ribuan Warga Di Ungsikan:Kebakaran Pembangkit Listrik di California
Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menyampaikan salam hangat atas nama ayahnya; Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, dengan menyatakan optimisme tentang kepemimpinan Presiden Trump dan potensinya untuk mendorong kemajuan bagi rakyat Amerika. Baca Juga Trump Bisa Jadikan Arab Saudi Tujuan Lawatan Pertama, Imbalannya Kontrak Dagang Rp8.154 Triliun
Mengutip laporan SPA, Kamis 23 Januari 2025, kedua pemimpin membahas keamanan Timur Tengah dan cara-cara untuk memperdalam kerja sama dalam berbagai isu seperti memerangi terorisme dan mempromosikan stabilitas regional. "Putra Mahkota menambahkan bahwa kerajaan akan memperluas investasi dan perdagangannya dengan Amerika Serikat hingga USD600 miliar selama empat tahun, dan berpotensi lebih dari itu,"Ujarnya Kementerian Luar Negeri Arab Saudi yang mengonfirmasi percakapan telepon kedua pemimpin. Selama masa jabatan pertamanya, Trump dengan cepat mendekati Arab Saudi, yang telah lama menjadi mitra penting dalam bidang energi dan keamanan bagi Washington. Kunjungan luar negeri pertamanya pada tahun 2017 adalah ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, di mana dia disambut dengan meriah dengan tarian pedang dan terbang rendah bersama jet tempur Angkatan Udara.
BACA JUGA:Membatasi Pengunaan Mata Uang Dollar Amerika Serikat: Masuk BRICS, Indonesia Semangkin Yakin
BACA JUGA:Halilintar Data Inflasi AS: Batu Bara Dunia Melonjak 1%
Hubungan kemudian mendingin dengan Pangeran Mohammed menyalahkan Trump karena gagal merespons dengan lebih agresif setelah serangan terhadap situs minyak Arab Saudi pada tahun 2019. Kelompok Houthi mengeklaim bertanggung jawab atas serangan yang memangkas separuh produksi minyak mentah Arab Saudi tersebut.Yang Mana banyak pihak menyalahkan Iran atas serangan tersebut.
Riyadh dan tim Trump tetap berusaha meningkatkan hubungan setelah kepergiannya dari Gedung Putih, khususnya melalui investasi dan kesepakatan konstruksi untuk konglomerat swasta miliknya, Trump Organization. Jared Kushner, menantu Trump, juga membela penerimaan investasi Saudi di perusahaan ekuitas swasta miliknya yang dilaporkan bernilai USD2 miliar.
Waktu berkampanye, Joe Biden mengkritik keras Arab Saudi atas pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi oleh agen-agen Riyadh pada tahun 2018.
BACA JUGA:Akhirnya Terancam Penjara: Israel Tangkap Netanyahu Dan Di Bawah Ke Pengadilan
BACA JUGA:Peluang PD 3 : Semakin Terbuka,Dunia Krisis Berat,Donald Trump Buka Suara
Di mana, hubungan dengan pemerintahan Presiden Biden saat itu membaik secara dramatis, dan kedua belah pihak berusaha untuk menegosiasikan apa yang disebut mega-kesepakatan di mana Arab Saudi akan mengakui Israel sebagai imbalan atas pakta pertahanan dengan Amerika Serikat dan bantuan untuk program nuklir sipil. Kesepakatan itu ditunda setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Jalur Gaza.
Sumber: