Keadaan Mata Uang Asia Sepanjang 2024 : Dolar Naik Tidak Masuk Akal
ilustrasi Mata Uang asia Uang Saat ini Melemah--
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Asia,Minggu 22 Desember 2024.Dengan Keadaan Dunia Perdagangan Saling Salip Menyalip Di Mana,Dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini cukup perkasa hingga hampir melibas seluruh mata uang di Asia. Dalam Hal ini, kuatnya dolar AS membuat beberapa mata uang Asia merana sepanjang tahun ini.
BACA JUGA:Munculnya Data Inflasi AS :Wall Street Meluncur Gotong Royong
BACA JUGA:Tidak Hadir:Takut Ditangkap ICC, Netanyahu Peringatan 80 Tahun Pembebasan Auschwitz di Polandia
Dilansir dari Refinitiv pada Jumat ,20 Desember 2024, indeks dolar AS (DXY) ditutup di angka 107,62, melemah 0,73% dari posisi perdagangan sehari sebelumnya. Namun sepanjang tahun ini, indeks dolar AS sudah melejit 6,21%.
Salah satu faktor yang menjadi dolar AS cukup perkasa pada tahun ini yakni kemenangan Trump dalam Pemilu AS 2024.Maklum, Trump dalam beberapa kesempatan mengungkapkan bahwa dirinya ingin mewujudkanstrong dollar, dolar AS yang kuat.
BACA JUGA:Karena Badai Ombak : Sentimen Negatif IHSG Ambruk
BACA JUGA:Gencatan Senjata Gaza Dan Hukuman Mati Netanyahu
Dominasi dolar AS pun berdampak pada mata uang Asia. Hanya dua mata uang Asia yang mampu melawan dolar AS sepanjang tahun ini yakni ringgit Malaysia dan baht Thailand.
Berikut ini kinerja mata uang Asia terhadap dolar sepanjang tahun ini
"Ekspektasi pasar terhadap lebih banyak pemotongan suku bunga AS sejak Juli telah memicu reli tajam ringgit pada paruh kedua tahun ini. Karena ringgit 'murah' pada akhir paruh pertama tahun ini, hal itu memberikan ruang bagi apresiasi mata uang,"Ujarnya Chan, seperti dikutipFree Malaysia Today (FMT), Selasa01 Oktober 2024.
BACA JUGA:Tinggalkan Dolar AS: Sebab Negara BRICS Mulai Tidak Bertransaksi Dengan Dollar Amerika Serikat
BACA JUGA:Dolar Sehasta Jadi :Rp 16.000, Rupiah Melemah
Jugauntuk won Korea Selatan dan yen Jepang menjadi yang paling buruk karena keduanya sempat merana akibat kondisi tertentu.
Won merana karena pada awal Desember terbebani oleh gejolak politik di Negeri Ginseng tersebut. Gejolak politik terjadi setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer.
Namun pada Minggu 15 Desember lalu, Presiden Yoon Suk Yeol resmi dimakzulkan atas tuduhan pemberontakan pasca-pemberlakuan darurat militer selama enam jam.
Di Mana, untuk yen sempat merana karena terbebani oleh sikap bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan Juli lalu.
Adapun rupiah sepanjang tahun ini merana hingga 5% lebih. Bahkan, rupiah hingga posisi terakhir kembali berada di atas Rp 16.000/US$.
Sumber: