DUA NEGARA ADI KUASA :AS-Rusia di Memanas
Foto: Dua Pemimpin Negara Adi Kuasa As Dan Rusia Situasi Lagi Memanas --
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta, Minggu 03 Nopember 2024.Amerika Serikat (AS) dan Rusia kini diambang perang. Dua negara itu kini sangat dekat untuk terlibat dalam konflik militer langsung.
Pernyataan mengenai suasana panas dua negara ini dilontarkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Sergey mengucapkan itu ketika diwawancara oleh media Turki.
BACA JUGA:Tegaskan: Rusia,Perdamaian di Timur Tengah Bisa Terwujud
BACA JUGA:Diprediksi Bakal Meledak :Bom Waktu di Pusat Perdagangan Rusia
Laporan wawancaranya pun diterbitkan pada Jumat (1/11) kemarin. Sergey mengatakan bahwa Rusia dan AS sedang di ambang konflik militer.
"Di bawah presiden saat ini (Joe Biden), yang telah membawa lingkaran Russophobia (sentimen anti-Rusia) di AS ke kesimpulan logisnya, negara-negara kami berada di ambang konflik militer langsung,"Ujarnya kepada harian Hurriyet, tanpa merinci lebih lanjut, dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu 02 Nopember 2024.
BACA JUGA:Akhirnya Kekuatan Muncul ::Dolar AS Hari Ini
BACA JUGA:Diprediksi Bakal Meledak :Bom Waktu di Pusat Perdagangan Rusia
Lavrov juga menegaskan konflik di Timur Tengah hanya dapat diselesaikan dengan menghentikan kekerasan dan menciptakan kondisi untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka. "Tidak akan ada pemenang dalam perang yang sedang berlangsung,"Tuturnya.
Pilpres AS Tak Akan Banyak Pengaruh
Di Mana, Pilpres AS yang akan berlangsung minggu depan juga tidak akan terlalu berpengaruh. Menurutnya, apapun hasil Pilpres juga tidak akan mengubah apapun.
"Kami tidak punya preferensi. Ketika pemerintahan Trump berkuasa, ia menerapkan sanksi anti-Rusia dalam jumlah tertinggi dibandingkan dengan pendahulunya," katanya.
"Siapa pun yang memenangkan pemilihan, kami tidak berpikir kecenderungan anti-Rusia Amerika Serikat dapat berubah,"Sambungnya.
Meskipun Trump sebelumnya telah menyatakan dengan jelas bahwa ia menyukai Presiden Rusia Vladimir Putin, kedua pria itu tidak dekat dan telah mempertahankan hubungan yang sengaja dibuat ambigu.
Pekan lalu, Putin mengatakan Hubungannya Dengan Washington Akan Bergantung Keadaan Sehabis Pemilihan Presiden. Putin Juga Menyambut Baik Pernyataan Trump tentang keinginannya untuk mengakhiri konflik Ukraina sebagai pernyataan yang "tulus".
Sumber: