Waduh Nasib Emiten Nikel RI? Putin Mau Batasi Ekspor Nikel

Waduh Nasib Emiten Nikel RI? Putin Mau Batasi Ekspor Nikel

Foto:Presiden Rusia Vladimir Putin meminta kabinet mempertimbangkan pembatasan ekspor Sejumlah Komoditas Strategis 2024.--

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Rusia.Sabtu 14 September 2024. Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta para pejabat di sana untuk mempertimbangkan pembatasan ekspor komoditas termasuk uranium. Ini Sebagai Balasan Terhadap Sanksi Baru Barat Terhadap Moskow Dan Sekutunya.

BACA JUGA:Tidak Wajar:Wantimpres,Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo ,Surplus Pangan

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini

"Silakan lihat beberapa jenis barang yang kami pasok ke pasar dunia... Mungkin kita harus memikirkan pembatasan tertentu - uranium, titanium, nikel," kata presiden Rusia dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan pejabat tinggi pemerintah pada hari Rabu, dikutip dari Financial Times, Jumat 13 September 2024

Selalu Ada Yang Mendorong 

Di Mana, setiap pembatasan penjualan uranium yang diperkaya (enriched uranium), dapat memengaruhi reaktor nuklir Barat. Banyak dari mereka memiliki kontrak jangka panjang untuk pasokan dari Rusia, yang menyumbang sekitar sepertiga dari kapasitas pengayaan uranium dunia, dan sekitar 5% dari penambangan uranium.

Putin menekankan bahwa usulan ini merupakan respons terhadap tekanan Barat.

"Kami menghadapi pembatasan pada beberapa impor, jadi mungkin kami harus mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan tertentu sendiri,"Tuturnya.

BACA JUGA:Dolar Menjadi Rp15.450 : Keadaan Berubah Buat Rupiah

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini

"Di mana, kami harus memastikan bahwa kami tidak merugikan diri sendiri dalam proses tersebut," tambahnya.

Pernyataannya tersebut menyusul meningkatnya sanksi Barat terhadap Rusia dan sekutunya, Tiongkok dan Iran. Awal minggu ini, wakil menteri luar negeri AS Kurt Campbell menuduh Tiongkok memberikan dukungan kepada Rusia untuk "mesin perangnya".

Sanksi awal dari Barat setelah invasi Rusia ke Ukraina telah difokuskan pada produk energi seperti minyak dan batu bara. Tahun ini, sekutu Barat semakin menargetkan ekspor logam Moskow. Seperti AS, yang telah melarang beberapa impor logam asal Rusia.

Bursa terkemuka di Inggris dan AS tidak lagi memperdagangkan aluminium, tembaga, atau nikel Rusia yang baru.

Sumber: