Airlangga Menjawab: AS Kesal RI Masuk Anggota BRICS
Foto:Airlangga Ungkap Respons AS ketika RI Resmi Jadi Anggota BRICS--
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta,Kamis 16 Januari 2025.Jadi Polimik Di Mana,Bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh geng Brasil, Rusia, India, China dan South Africa (Afrika Selatan) atau BRICS menimbulkan pertanyaan soal sikap Amerika Serikat (AS). AS dikhawatirkan akan membuat kebijakan yang tidak menguntungkan terhadap Indonesia.
BACA JUGA:Karena Data Inflasi AS Mewujudkan Kenyamanan:Wall Street Mayoritas Naik
BACA JUGA:Membatasi Pengunaan Mata Uang Dollar Amerika Serikat: Masuk BRICS, Indonesia Semangkin Yakin
Di mana, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Negara Paman Sam sudah paham dengan keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS. "Amerika kalau marah tidak marah itu relatif. Tetapi kalau dengan yang hari ini itu sudah paham," katanya dalam BNI Investor Daily Roundtable di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa 15 Januari 2025.
BACA JUGA:Pegang Kendali: Wall Street Kekuatan Saat Rilis Risalah The Fed
BACA JUGA:Donald Trump Pejabat California: Kurang Serius Kebakaran Masih Berkobar di LA
AS bahkan telah menyatakan dukungan terhadap upaya Indonesia bergabung dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Hal ini berdasarkan kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Gedung Putih di Washington DC, AS beberapa waktu.
"Karena pada waktu pertemuan Pak Presiden ke Washington sudah juga jelas dan dalam statement yang dikeluarkan dari White House juga menyatakan bahwa mereka mendukung proses Indonesia untuk menjadi anggota OECD," Ucapnya.
BACA JUGA:Dengan Kekuatan IMPACT: Di Buka Rupiah
BACA JUGA:Keadaan Mata Uang Asia Sepanjang 2024 : Dolar Naik Tidak Masuk Akal
Selain itu Indonesia juga sudah memiliki sejumlah kerja sama internasional dengan AS di bidang ekonomi. Dengan menjadi anggota penuh BRICS, Indonesia bisa memperluas potensi kerja sama dan perdagangan sesama anggota.
"Dengan keanggotaan ini kita secara strategis bisa lebih memanfaatkan kekuatan dari India, Brasil, Rusia dan yang lainnya, terutama untuk benchmark,"Ucapanya.
Dengan Brasil misalnya yang yang bisa saling bekerjasama di sektor perkebunan dan energi. Begitu pun dengan Rusia yang memiliki potensi energi cukup besar.
"Dengan Brasil mau nggak mau sesama tropical, Brasil punya keunggulan berbasis tebu dengan gula dan etanolnya, tapi mereka tidak punya kekuatan seperti palm oil. Kita saling belajar. Dengan Rusia punya potensi ke depan, dia punya resources energi," tuturnya.
Selain itu perdagangan Indonesia dengan anggota BRICS cenderung surplus. Sehingga dengan ini keanggotaan lebih banyak potensi yang bisa terbuka.
Sumber: