Tidak Setuju Surat Penangkapan ICC :PM Netanyahu,Alasan Negara-Negara

Tidak Setuju Surat Penangkapan ICC :PM Netanyahu,Alasan Negara-Negara

Foto:Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court (ICC) Surat Perintah Penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant--

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Internasional,Sabtu 23 Nopember 2024.Dengan Adanya Beberapa negara menolak keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) usai merilis surat penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena dugaan kejahatan perang.

BACA JUGA:Persiapan Serangan Nuklir :Amerika AS Tujuannya ,Amerika Serikat (AS) Tetap Memimpin Dunia

BACA JUGA:Terpaksa Turun Gunung :China Dipalak Habis-habisan, Xi Jinping

ICC mengeluarkan surat penangkapan itu pada Kamis 21 Nopember 2024 Tak cuma Netanyahu, surat penangkapan juga berlaku untuk eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Sesuai aturan ICC, setelah surat penangkapan muncul negara anggota wajib mematuhinya. Mereka harus menangkap Netanyahu dan Gallant jika berkunjung ke negara anggota pengadilan internasional ini.

Di Mana, terdapat sejumlah negara anggota dan non anggota yang menolak putusan ICC.

BACA JUGA:Gencatan Senjata Gaza :AS Veto Resolusi PBB , Hamas Bilang

BACA JUGA:Doktrin Nuklir Rusia Terbaru: Putin Patenkan, Ancaman Nyata bagi Barat dan Sekutunya

Hungaria

Salah satu negara anggota ICC, Hungaria, menolak surat perintah penangkapan tersebut dan malah mengundang Netanyahu ke negara itu.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menilai keputusan ICC "salah." Dia bahkan menegaskan tak akan mematuhi keputusan tersebut.

"Hari ini, saya akan mengundang Perdana Menteri Israel, Tuan Netanyahu, untuk berkunjung ke Hungaria," Ujarnya Orban pada Jumat 21 Nopember 2024, dikutip Al Jazeera.

Dia lalu berujar, "Dalam undangan itu, saya akan menjamin kepadanya bahwa jika dia datang, putusan ICC tidak akan berlaku di Hungaria. Kami tidak akan mengikuti isinya."

Orban memang memiliki hubungan yang baik dengan Netanyahu. PM Israel ini juga pernah berkunjung ke Budapest pada 2017.

Argentina

Anggota ICC lain, Argentina, menolak mentah-mentah keputusan ICC. Presiden Javier Milei bahkan menegaskan dia membela penuh Israel.

"Putusan itu mengabaikan hak sah Israel untuk melindungi diri terhadap serangan terus-menerus oleh organisasi teroris seperti Hamas dan Hizbullah,"Ujarnya Milei, dikutip Al Jazeera.Seperti Hamas dan Hizbullah,"Ujarnya Milei, dikutip Al Jazeera.

Amerika Serikat

Sekutu dekat Israel sekaligus non-anggota ICC, Amerika Serikat, menentang keras surat penangkapan untuk Netanyahu.

 

BACA JUGA:Sekutu NATO Gelisah Berat:Kanselir Jerman Mendadak Telepon Putin

BACA JUGA:Tiga Pangkalan Militer Israel: Hancur di Tel Aviv dan Haifa

Presiden AS Joe Biden bahkan mengatakan surat perintah itu kelewat batas.

"Penerbitan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel oleh ICC sungguh keterlaluan," kata Biden dalam pernyataan resmi pada Kamis (21/11), dikutip situs resmi Gedung Putih.

Dia juga menyebut keputusan ICC sebagai hal yang tak setara. Menurut Biden, Israel tak bisa disamakan dengan Hamas.

BACA JUGA:Tinggalkan Dolar AS: Sebab Negara BRICS Mulai Tidak Bertransaksi Dengan Dollar Amerika Serikat

BACA JUGA:Tiga Pangkalan Militer Israel: Hancur di Tel Aviv dan Haifa

"Kami akan selalu mendukung Israel dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan mereka," imbuh presiden AS itu.

Presiden terpilih yang akan memimpin AS tahun depan, Donald Trump, juga dilaporkan menolak surat penangkapan tersebut.

Trump menegaskan AS akan melancarkan sanksi ke ICC jika dia resmi dilantik jadi presiden.

Menurut sumber pemerintah AS yang, sanksi ini akan diberikan ke seluruh pejabat ICC, termasuk Kepala Jaksa ICC, Karim Khan.

Sumber itu juga mengatakan bahwa saat ini Trump dan calon anggota kabinet sedang membahas sanksi untuk ICC.



Sumber: