Sekutu NATO Gelisah Berat:Kanselir Jerman Mendadak Telepon Putin
Foto:Vladimir Putin Lagi Teleponan--
DISWAYROBOLINGGO.ID.Rusia,Selasa 19 Nopember 2024.Akhirnya Gelisah Sekutu Menjadi Dinamika terjadi di tubuh aliansi NATO. Hal ini terjadi setelah Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang merupakan anggota NATO, menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin Saat Hubungan Kedua Pihak Sedang Memanas Akibat Perang Ukraina.
Mengutip Newsweek, Scholz mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Scholz meminta Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menarik semua pasukan Rusia dari negara itu. Menurutnya, manuver Moskow saat ini tidak mengarahkan menuju perdamaian abadi antara kedua negara.
BACA JUGA:Tak Boleh Dikendalikan AI:Biden-Xi Jinping Sepakat,Senjata Nuklir
BACA JUGA:STOP : Rusia ,Pasokan Gas ke Austria
"Rusia harus menunjukkan kesediaan untuk berunding dengan Ukraina, dengan tujuan mencapai perdamaian yang adil dan abadi," kata Scholz, dikutip Senin 11 Nopember 2024.
Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis, juga menyuarakan hal serupa. Pandangannya, 'sejarah terus memberitahu kita bahwa perdamaian sejati hanya dapat dicapai melalui kekuatan'.
"Panggilan telepon itu, seharusnya, menjadi napas terakhir dari strategi yang gagal untuk memperdagangkan tanah demi 'perdamaian' dengan seorang diktator genosida,"Tuturnya.
BACA JUGA:Powell Berdoa Untuk Harapan :Wall Street Turun, Pemangkasan Suku Bunga pada Desember
BACA JUGA:Pasar RI : Asing Ramai Minggat , Jalan Terbaik Untuk Investor
Walau begitu, Scholz membela diri pada hari Minggu bahwa penting untuk menekankan kepada pemimpin Rusia bahwa ia tidak dapat mengandalkan dukungan dari Jerman, Eropa, dan banyak negara lain di dunia dalam aksi di Ukraina.
"Menurut saya, bukan ide yang baik jika ada pembicaraan antara presiden Amerika dan Rusia namun pemimpin negara Eropa yang penting tidak melakukannya juga," tambahnya.
Di sisi lain, Kremlin mengatakan dalam pernyataan panggilan tersebut bahwa setiap perjanjian di masa mendatang harus mempertimbangkan 'realitas teritorial baru'.
BACA JUGA:Ocehan :Netanyahu , Hizbullah Rencanakan Invasi Luar Biasa ke Israel
BACA JUGA:Pelanggaran Hukum : Pemilik Media X ,Elon Musk Tujuannya Menangkan Donald Trump di Pilpres AS
"Panggilan tersebut atas permintaan Berlin, dan merupakan pertukaran pandangan yang mendalam dan jujur tentang situasi di Ukraina,"Ujarnya Kremlin.
Rusia sendiri melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.
Sumber: