Investor Cuek:Wall Street Bangkit, Pelemahan Data Ketenagakerjaan AS

Investor Cuek:Wall Street Bangkit,  Pelemahan Data Ketenagakerjaan AS

Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street, Pegawai Bursa Saham Amerika Serikat Lagi Serius,--

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Paman Sam.Sabtu 02 Nopember 2024.Denhan Adalnya Polimik Di Dunia Perdagangan Saham Yanga Di Mana,Indeks-indeks Wall Street bangkit pada Jumat,01 Nopember 2024. Di Mana, Dow Jones Industrial Average ditutup naik hampir 300 poin.

Saham teknologi besar seperti Amazon mendorong kenaikan ini, Dalam Hal ini,para Investor Cuek Dengan Adanya Data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) Tidak Memuaskan.

BACA JUGA:Adonan SahamSaham:Investor Asing Kembali Blue Chip

BACA JUGA:Tersangka: Tom Lembong, Kasus Korupsi Impor Gula

Dikutip dari CNBC internasional, Dow Jones menguat 288,73 poin (0,69%) mengakhiri perdagangan di level 42.052,19. S&P 500 juga naik 0,41% dan berakhir di 5.728,80, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,8% ke posisi 18.239,92.

Amazon melonjak 6,2% berkat pertumbuhan bisnis cloud dan iklan yang melampaui ekspektasi analis di Wall Street. Intel juga menguat 7,8% setelah melaporkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan dan memberikan panduan yang positif. Kinerja kedua saham ini memperbaiki sentimen investor setelah beberapa laporan keuangan perusahaan besar sebelumnya menunjukkan hasil yang mengecewakan.

BACA JUGA:Bisa Akan Terjadi sKondisi Awal Pekan :Rupiah Ditutup Menguat Akhir Pekan

BACA JUGA:Kasus Gratifikasi-Aset Eks Gubernur Malut : KPK Cecar Direktur Kementerian ESDM

Kepala Strategi Investasi di Sage Advisory Rob Williams menyebutkan, saham-saham teknologi raksasa masih memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan pasar. "Meski terjadi pelebaran pasar, komponen saham teknologi masih memegang peran yang sangat besar," ujarnya.

Di sisi lain, data ketenagakerjaan AS yang dirilis pada Jumat menunjukkan penambahan hanya 12 ribu pekerjaan pada Oktober, jauh di bawah perkiraan Dow Jones yang sebesar 100 ribu. Angka ini menjadi yang terlemah sejak Desember 2020. Namun, tingkat pengangguran tetap berada di 4,1%, sesuai dengan perkiraan.

Presiden dan Kepala Investasi di Bellwether Wealth Clark Bellin menilai, perlambatan tenaga kerja pada Oktober lebih disebabkan oleh faktor-faktor sementara seperti badai dan pemogokan di pabrik Boeing. "Data ini cenderung tidak akan mengubah arah kebijakan The Fed, yang diperkirakan tetap akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November mendatang," Ujarnya.

BACA JUGA:Karena Didominasi Sentimen Dalam Negeri : Penyebab IHSG Sampai Terpuruk

BACA JUGA:Lima Saham Luar Biasa Keuntungan nya: IHSG Nyungsep

Selain pemilihan presiden AS (Pilpres) pada 5 November yang turut meningkatkan volatilitas, investor juga menantikan pertemuan kebijakan dua hari dari The Fed pada 6-7 November.

Akhir Minggu ini, rata-rata indeks utama masih berfluktuasi. S&P 500 turun 1,4%, Nasdaq melemah 1,5%, sementara Dow Jones turun 0,2%. Penurunan pasca laporan pendapatan di saham Microsoft dan Meta Platforms menjadi faktor pemberat bagi indeks.

Awal yang positif di November ini terjadi setelah Oktober yang sulit. Pada bulan lalu, Dow Jones anjlok 1,3%, S&P 500 jatuh 1%, dan Nasdaq terkoreksi 0,5%.




Sumber: