Direktur Utama Antam: Perbedaan Nikel Dan Lithium Ferrophosphate Atau LFP

Direktur Utama Antam: Perbedaan Nikel Dan Lithium Ferrophosphate Atau LFP

Foto:Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo 2024--

DISWAYPROBOLINGGO ID.Jakarta,Rabu,24 Januari 2024.Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Nico Kanter, menanggapi kabar terkait nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik, di tengah tren penggunaan lithium ferrophosphate atau LFP. LFP digadang-gadang menjadi pesaing nikel atau Nickel Manganese Cobalt Oxide (NMC) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. 

BACA JUGA:Mobil Listrik:Indonesia, Model Pertama bZ4x?

BACA JUGA:Yenny Wahid : Gimik Gibran Di Debat Cawapres

Sebab, perusahaan global seperti Tesla disebut sudah melirik LFP. Sehingga mengancam permintaan nikel yang banyak diproduksi di Indonesia.

Nico mengakui saat ini memang mayoritas baterai listrik menggunakan LFP dibanding nikel. Namun, dia yakin ekosistem hilirisasi di Indonesia yang terus digaungkan akan diikuti dengan demand nikel yang besar. 

Apalagi, kata Nico, akhir tahun 2023 lalu Antam telah menandatangani kerja sama degan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL), anak usaha Hongkong CBL Limited (HKCBL) dengan nilai investasi Rp 7 triliun.

"Karena ekosistem EV yang ada di Indonesia itu adalah yang pertama di dunia. Jadi maksudnya di negara lain enggak ada karena di negara lain hanya punya infrastruktur tapi enggak punya SDA. Kita punya SDA, kita bisa monetize, kita akan bangun precursor nikel, kita akan bangun EV-nya bahkan recycling. Ini akan jadi yang pertama di dunia meski itu butuh waktu," Ujarnya Nico saat ditemui di Kantor Ombudsman Jakarta, Selasa 23 Januari 2024.

BACA JUGA:Saham:Prajogo Pangestu (TPIA) Naik 22 Persen

BACA JUGA:ANTAM:Arya Sinulingga Anggap Budi Said ,Tersangka Sudah Tepat

Dengan potensi besar itu, Antam masih percaya dengan masa depan nikel di Indonesia. "Saya bilang lebih pede. Nikel punya kelebihan kelebihan. Tapi untuk jangka panjang untuk baterai, baterai lebih baik. Dari sisi keamanan lebih baik. Semua punya kelebihan masing masing," ujar Nico.

Nico mengungkapkan pada saat harga nikel terlalu mahal, maka industri baterai listrik akan beralih ke LFP. Namun banyak faktor yang mempengaruhi hal itu.

Nico menegaskan baik LFP maupun nikel punya kelebihan masing-masing sebagai bahan baku baterai. Di lain sisi, industri baterai listrik akan terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi. Sehingga posisi daya tarik dua komoditi ini akan berubah seiring perkembangan tersebut.

"Kalau enggak (melihat potensi nikel), enggak mungkin dia (industri baterai) investasi ke Indonesia kalau dia melihat LFP itu yang terbaik," terang Nico.

"Tapi pada saat yang bersamaan kita enggak boleh terlena bahwa NMC, nikel based ini akan menguasai dunia, enggak. Kalau harga mahal, membangun (industrinya) lama, aturan susah, pemerintah juga harus memberikan insentif kepada joint venture ini," tambahnya.

Sumber: