Dolar Bisa Rp15.000an?Alasan Rupiah 'Berpesta' di Pelantikan Trump

Dolar Bisa Rp15.000an?Alasan Rupiah 'Berpesta' di Pelantikan Trump

Foto:Donald Trump Gunakan Dua Alkitab Saat Dilantik Jadi Presiden AS--

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Paman Sam.Selasa 21 Januari 202.Dengan Keadaan Perdagangan Mulai Mewujudkan Kenyamanan Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tampak menguat setelah Donald Trump Dilantik Sebagai Presiden AS Tengah Malam.

BACA JUGA:DIKOSONGKAN :Modal Asing dari Indonesia Capai Rp 9,57 Triliun!

BACA JUGA:Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Melejit hingga Tembus Rekor Tertinggi

Dilansir dari Refinitiv, rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini Selasa,21 Januari 2025menguat 0,46% di angka Rp16.280/US$. Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 14 Januari 2025 atau sekitar satu pekan terakhir.

Di saat yang bersamaan, tampak indeks dolar AS (DXY) mengalami depresiasi sebesar 0,95% pada pukul 10:09 WIB dari angka 109,35 menjadi 108,32.

BACA JUGA:Waktu IHSG Ambruk 1% :Asing Gotong Royong Borong 10 Saham Ini

BACA JUGA:Berstatus Terpidana :Trump Divonis Bersalah, Jadi Presiden Pertama AS

Trump Tak Singgung Tarif Impor

Penguatan rupiah ini terjadi setelah Trump dilantik karena pasar menilai dampak ekonomi potensial dari kebijakan masa jabatan kedua.

Dikutip dari Reuters, seorang pejabat pemerintahan Trump mengatakan bahwa Presiden Trump akan mengeluarkan memorandum perdagangan luas pada hari pertama menjabat yang tidak sampai memberlakukan tarif baru.

BACA JUGA:Prediksi Ke Depan :Harga Emas Naik Meluncur, Penyebabnya

BACA JUGA:Seperti Petak Umpet :Pergerakan Rupiah Sepanjang 2024

Dalam Hal, Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif 10-20% pada semua barang impor dan hingga 60% pada barang impor dari China. Ia juga mengancam untuk mengenakan tarif 25% pada barang impor dari Kanada dan Meksiko jika mereka gagal untuk menanggulangi aliran narkoba ilegal dan migran yang masuk ke AS secara ilegal.

Ancaman-ancaman tersebut tidak terwujud pada hari Senin, hari pertama masa jabatannya, tetapi itu tidak berarti ancaman tersebut telah hilang,

Trump mengumumkan pembentukan Layanan Pendapatan Eksternal.

"Untuk tujuan ini, kami membentuk Dinas Pendapatan Eksternal untuk mengumpulkan semua tarif, bea, dan pendapatan. Akan ada sejumlah besar uang yang mengalir ke kas negara kita, yang berasal dari sumber-sumber asing, impian Amerika akan segera kembali dan berkembang pesat seperti sebelumnya" imbuh Trump dalam pidatonya.

BACA JUGA:Paman Sam Buat Was Was Dunia: Rupiah Di Pepet , Dolar Terbang ke Rp 16.000

BACA JUGA:Penggeledahan KPK Gedung BANK INDONESIA: Direktur Utama BI Bilang Efeknya Pengaruhi Rupiah

Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengungkapkan bahwa rupiah masih ada kemungkinan terjadi volatilitas khususnya karena kekhawatiran Trump tariff belum terlalu disinggung di pidato pelantikannya. Padahal kekhawatiran utama Trump tariff 2.0 adalah Trump tariff.

Alhasil Fikri menegaskan agar pelaku pasar untuk tidak euforia dengan kondisi rupiah saat ini.

Dalam Hal ini,Maybank Indonesia Economic Research menyampaikan kepada CNBC Indonesia bahwa kondisi rupiah yang menguat bersama mata uang Asia lainnya mencerminkan arus masuk dana ke pasar keuangan Indonesia setelah investor global merespons positif pidato pertama Presiden AS Donald Trump saat pelantikan.

Pidato tersebut tidak memberikan dampak negatif langsung pada ekonomi Indonesia, dengan Trump tidak memberikan rincian tentang tarif perdagangan internasional atau pajak baru.

Di Mana, pandangan menarik disampaikan oleh Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray yang menilai bahwa dalam waktu dekat rupiah masih ada kesempatan untuk mengalami penguatan karena seasonal demand belum ada sementara fundamental rupiah masih solid.

Sumber: