Medan Macet? Presiden Joko Widodo'Singgung' Walikota Medan ,Bobby Nasution

Medan Macet? Presiden Joko Widodo'Singgung' Walikota Medan ,Bobby Nasution

Foto:Presiden Jokowi Resmikan Pembukaan Rakernas Apeksi ke-XVII Tahun 2024--

DISWAYPROBOLINGGO.Jakarta,Selasa 04 Juni 2024.Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyigung Wali kota Medan , Muhammad Bobby Afif Nasution atau Bobby Nasution saat meresmikan Pembukaan Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ke-XVII Tahun 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur pada Selasa, 4 Juni 2024.

BACA JUGA:Pemerintahan Prabowo:Retno Sebut Evakuasi 1.000 Korban Gaza ke RI Wajib Di Laksanakan

BACA JUGA:Mundurnya:Bambang Susantono dan Dhony,Kontraktor Proyek IKN Gelisah

Pada Waktu warga di beberapa kota Indonesia sudah mulai mengeluh karena jalanannya macet. Salah satunya,Jokowi menyebut wilayah Medan, Sumatera Utara. Diketahui,Bobby Nasution merupakan Wali Kota Medan saat ini.

"Kita lihat banyak kota di negara kita mulai macet. Pak Wali Kota Balikpapan, Balikpapan sudah macet saya denger.

Surabaya sudah macet Pak Wali, sampun Pak. Bandung Pak Wali Kota, Bandung sudah macet sudah.

Wali Kota Medan ada? Macet. Sudah mulai macet," Ujarnya Jokowi disiarkan Youtube Sekretariat Presiden. 

BACA JUGA:Investor Duduk Rilis:Wall Street Bervariasi,Putaran Ekonomi Bulanan AS

BACA JUGA:Akan Gunakan Kekerasan:Pendukung Donald Trump, Ancam Rusuh

Jokowi mengatakan rencana kota mengenai transportasi massal dan umum harus disiapkan. Karena, kata dia, kalau perencanaan tersebut tidak disiapkan dikhawatirkan 10-20 tahun mendatang kota-kota akan macet.

semua kota akan macet. Enggak percaya? Kita lihat nanti kalau kota-kota enggak siapkan diri mengenai transportasi massalnya," ujarnya. Memang, Jokowi mengakui kalau pembangunan transportasi massal seperti Subway, LRT, MRT itu memakan biaya yang sangat besar.

BACA JUGA:Menkopolhukam: Keterangan , Keberadaan Anggota TNI di Kejagung

BACA JUGA:Mendikbud Nadiem:4 Kebijakan, Dibatalkan

Misalnya, MRT yang dibangun pertama kali di Jakarta itu untuk bawah tanah mencapai Rp1,1 triliun per kilometernya.

Sumber: