DISWAYPROBOLINGGO.Amerika Serikat.Kamis 16 Mei 2024.Dengan Keadaan Perekonomian Amerika Serikat Di Mana Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, mencatat rekor penutupan pada perdagangan hari Rabu 15 Mei 2024. Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq Strong lebih dari 1 persen Habis Kenaikan Data Inflasi Konsumen Yang Kecil Dari Perkiraan, Menaikkan Harapan Investor Untuk Penurunan Suku Bunga Oleh Federal Reserve.
BACA JUGA:Jerome Powell:Berhasil Raih Investor soal Inflasi,Wall Street Bangkit
BACA JUGA:Gaza Pecah: Peperangan Terdahsyat Tank-tank Israel Masuk ke Rafah
Dikutip dari Reuters, Kamis 16 Mei 2024 Dow Jones Industrial Average naik 349,89 poin atau 0,88 persen menjadi 39.908,00. Sedangkan S&P 500 naik 61,47 poin atau 1,17 persen pada 5.308,15.
Nasdaq Composite naik 231,21 poin atau 1,4 persen menjadi 16.742,39 atau rekor penutupan kedua dalam beberapa hari. S&P 500 dan Dow terakhir mencatat rekor harga penutupan pada 28 Maret.
Ketiga indeks mencapai rekor tertinggi dengan saham-saham teknologi memimpin kenaikan. Saham-saham telah menguat sepanjang tahun ini karena pendapatan kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan dan ekspektasi bahwa The Fed akan mampu meredakan inflasi dan akhirnya melakukan transisi ke pemotongan suku bunga.
BACA JUGA:TAMBANG:Harga Nikel Naik , Batu Bara Turun
BACA JUGA:Diklaim Bebas dari Blokir STNK:Mobil dan Motor yang Dilelang di JBA
Ekuitas menguat setelah kenaikan pada hari Selasa, seiring penilaian Ketua Fed Jerome Powell terhadap pertumbuhan AS terhadap inflasi dan prospek suku bunga meyakinkan investor setelah harga produsen untuk bulan April lebih tinggi dari perkiraan.
Dapat Kita Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang lemah pada bulan April memicu optimisme bahwa inflasi mereda setelah tiga bulan berada pada angka yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini mendorong para pelaku usaha menaikkan taruhan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September dan Desember.
“Sungguh melegakan kami tidak memiliki laporan CPI panas keempat,”Ujarnya Carol Schleif, kepala investasi di kantor keluarga BMO di Minneapolis.
“Jelas pasar menyukai angka inflasi yang terlihat lebih lemah. Penjualan ritel melemah. Ini adalah bukti yang cukup jelas bahwa perekonomian mulai membaik dan beroperasi pada kecepatan yang lebih berkelanjutan,”Sambungnya.
Data lain yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan penjualan ritel AS secara tak terduga datar pada April akibat harga bensin yang lebih tinggi menarik pengeluaran dari barang-barang lain, yang mengindikasikan bahwa belanja konsumen kehilangan momentum.