Bongkar Monumen:Kim Jong-un Rekonsiliasi Korut-Korsel di Pyongyang

Bongkar Monumen:Kim Jong-un Rekonsiliasi Korut-Korsel di Pyongyang

Foto:Monumen Reunifikasi Korea Akan Dipindahkan Kim Jong-un Karena Dianggap Merusak Pemandangan. (AFP) Pyongyang--

DISWAYPROBOLINGGO ID.Pyongyang,Rabu 24 Januari 2024.Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memerintahkan agar monumen yang melambangkan tujuan rekonsiliasi Korea Utara-Korea Selatan di Ibu Kota Pyongyang dibongkar. Dilansir Reuters, citra satelit Pyongyang pada Selasa 23 Januari  2024.menunjukkan jika monumen tersebut sudah hilang.

BACA JUGA:Drone MQ-9 Reaper As Ditembak Jatuh Oleh Irak

BACA JUGA:Indonesia VS Vietnam, Bagaimana Kelanjutan Piala Dunia 2023

Kemarin Juga, Kim Jong-un menyebut Korea Selatan sebagai "musuh utama" dan menilai peluang unifikasi tak mungkin dilakukan lagi. Kim Jong-un mengatakan monumen itu "merusak pemandangan" pada pidatonya di Majelis Rakyat Tertinggi pada 15 Januari 2024 lalu.

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat menyusul manuver militer yang semakin intensif dilakukan oleh militer Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS). Manuver ini dilakukan sebagai tanggapan uji coba senjata oleh Korea Utara yang menyatakan mereka siap "perang nuklir" dengan musuh-musuhnya.

BACA JUGA:Kapal Milik AS Kena Rudal Balistik:Pasukan Houthi Yaman

BACA JUGA:INDONESIA:Dapat Dana Hibah 309 Juta Dolar AS Untuk Kesehatan

Gapura rekonsiliasi (Arch of Reunification) Korut-Korsel yang secara resmi bernama Monumen Tiga Piagam Reunifikasi Nasional ini merupakan sebuah lengkungan berwarna putih setinggi 30 meter. Pada menara itu tertuang simbol dari tiga kesepakatan mereka, yaitu kemandirian, perdamaian, dan kerja sama nasional.

Dalam hal ini, Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang baru mulai menjabat tahun 2022 lalu telah mengambil tindakan keras terhadap Korea Utara. Di sisi lain, Korea Utara berjanji akan memusnahkan Korea Selatan jika diserang oleh pasukan Korea Selatan dan AS.

Akhir tahun lalu pun, Korea Utara menyatakan perjanjian yang ditandatangani dengan Korea Selatan pada 2018 untuk meredam ketegangan militer tak lagi berlaku. Majelis Korea Utara juga telah menghapus sejumlah lembaga penting pemerintah yang punya peran penting dalam kerja sama dengan Seoul selama beberapa dekade.

 

 

Sumber: