Tak Tertarik Capai Kesepakatan:Hamas Soal Israel Siap Serang Rafah

Tak Tertarik Capai Kesepakatan:Hamas Soal Israel Siap Serang Rafah

Foto:Warga Palestina Melaksanakan Salat Jumat Pertama Selama Ramadan Di Dekat Reruntuhan Masjid Yang Hancur, Di Rafah, Di Selatan Jalur Gaza, 15 Maret 2024--

DISWAYPROBOLINGGO.Palestina, Minggu 17 Maret 2024.Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Telah Menyetujui Rencana Serangan Terhadap Rafah, Palestina, Jumat 15 Maret 2024. Kantor Netanyahu juga mengatakan tuntutan Hamas untuk pembebasan sandera masih tidak masuk akal. 

BACA JUGA:Pilpres Rusia 2024?Siapa Penantang Putin

BACA JUGA:Israel Tolak Mentah-mentah Usulan Hamas Untuk Mengakhiri Perang Di Gaza

Dikutip dari Reuters, Minggu 17 Maret 2024 pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menganggap Netanyahu telah bermanuver untuk melakukan lebih banyak kejahatan genosida.

“Dia tidak tertarik untuk mencapai kesepakatan,” Ujarnya kepada Reuters.

Meski negosiasi gencatan senjata di awal bulan Ramadan telah gagal, mediator Washington dan Arab bertekad mencapai kesepakatan untuk cegah serangan Rafah. Mereka juga terus berupaya mengirimkan makanan untuk atasi krisis kelaparan di sana.

Merespons rencana Netanyahu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta Israel, atas nama kemanusiaan, untuk tidak menyerang wilayah Rafah.

BACA JUGA:Tiga Tentaranya Tewas Di jordania, Presiden AS Pastikan Serangan Balasan

BACA JUGA:Keindahan Kamikochi Jepang

Dikutip dari Al Jazeera, para sekutu global dan kritikus ikut mendesak Netanyahu untuk menunda serangan terhadap Rafah. Mereka khawatir, akan lebih banyak korban berjatuhan. 

Namun Israel mengatakan rencana itu adalah salah satu benteng terakhir Hamas yang telah dijanjikan lenyap.

 

“Mudah-mudahan invasi darat ke Rafah hanya sekedar gertakan sehingga bisa dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu dalam perundingan.

Tapi semua yang Netanyahu katakan akan dia lakukan, dia melakukannya, jadi saya berasumsi kemungkinan besar hal ini akan terjadi,” ungkap Luciano Zaccara dari Pusat Studi Teluk di Universitas Qatar kepada Al Jazeera, Jumat 16Maret 2024.

Sumber: