Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia, Wisnu Prambudi Wibowo, menyoroti perkembangan geopolitik di Timur Tengah. Situasi ini telah mengerek naik sejumlah harga komoditas, terutama minyak mentah dunia. Pelaku pasar pun perlu mencermati sejauh mana eskalasi konflik Israel vs Iran tersebut.
Situasi ini memicu lonjakan harga minyak yang akan terkait dengan tingkat inflasi. Hal itu kemudian bisa memengaruhi prospek pelonggaran suku bunga acuan.
"Ini bisa menimbulkan ketidakpastian baru. Sebelumnya pasar berekspektasi interest rate akan terus dilonggarkan, seiring inflasi yang lebih rendah. Jadi perlu dicermati implikasinya dan apakah esklasi konflik berlanjut?," ungkap Wisnu.
BACA JUGA: IHSG Hari Ini, Jumat 20 September 2024: Pemesanan Saham dan Pergerakan
BACA JUGA:Langsung Menghijau: IHSG Selasa 17 September 2024
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengamati koreksi IHSG dalam tiga pekan terakhir yang dibarengi dengan outflow dari investor asing. Di samping kombinasi dari sentimen domestik dan global, Ratih menyoroti aksi profit taking dan jenuh beli yang turut menekan IHSG usai menyentuh rekor tertinggi (all time high) di level 7.910,86 pada bulan lalu.
Pelemahan IHSG juga sejalan dengan koreksi pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps), khususnya di sektor perbankan. Meski begitu, situasi saat ini membuka peluang buy on weakness pada sektor-sektor potensial seperti perbankan.
Di Mana, Ratih mengingatkan agar pelaku pasar mesti mencermati money management saat menerapkan strategi tersebut. Usahakan menggunakan dollar cost averaging dengan porsi minim, mengingat tekanan outflow investor asing masih cukup besar.
Kemudian, pelaku pasar bisa mempertimbangkan akumulasi pada sektor energi dan barang baku, khususnya saham tambang mineral-logam. "Pertimbangkan area support dan resistance untuk mengukur risk and reward mengingat sektor tersebut khususnya metal mining telah menguat dalam dua pekan beruntun," Tutupnya Ratih.