ABU ABU WARNANYA:Kampanye Jokowi

ABU ABU WARNANYA:Kampanye Jokowi

Foto:Jokowi Bagi-bagi Bansos Di Depan Istana 2024--

Di satu sisi, Bhima memaklumi siklus belanja pegawai selalu naik jelang pemilu. Di sisi lain, menurutnya hal itu tak dapat dibenarkan karena disiplin fiskal jadi berantakan.

BACA JUGA:Mundur dari Deputi V KSP:Dukung Pasangan Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD

BACA JUGA:Jelang Pemilu Puan: Jokowi,Biar Rakyat Yang Menilai

Keberpihakan = Ketidaklayakan Jokowi

Eep Saefulloh Fatah, CEO lembaga konsultan politik Polmark Research Centre, meyakini bahwa Jokowi memang memahami rakyat Indonesia yang ingatannya cenderung pendek. Itu sebabnya meski tahun lalu ia meminta para penjabat kepala daerah untuk netral menghadapi Pemilu 2024, tahun ini ia tak sungkan menunjukkan keberpihakan.

“Saya minta jangan sampai memihak. Itu mudah sekali dilihat [publik] loh. Hati-hati, Bapak-Ibu. Kelihatan Bapak-Ibu memihak atau ndak… pastikan ASN itu netral.”

 

Jokowi di hadapan para penjabat kepala daerah se-Indonesia, 30 Oktober 2023

“Saya lihat ada dua kemungkinan. Pertama, bisa jadi Jokowi menganggap bahwa secara politik, banyak orang di Indonesia itu cepat memaafkan dan cepat memaklumi; atau kedua, ia pelupa,” kata Eep saat bertandang ke kumparan, Rabu 31 Januari 2024.

Ia melanjutkan, meski Jokowi bukan bagian dari ASN, namun ia presiden alias kepala negara dan kepala pemerintahan di republik ini. Dalam alam demokrasi, ujar Eep, ia mestinya menjadi pucuk kepastian hukum selain parlemen dan Mahkamah Agung.

Terlebih, presiden adalah pemegang kuasa tertinggi dari aparatur negara bersenjata. Para personel Polri dan TNI di lapangan akan patuh dan tegak lurus kepadanya selaku pimpinan.

“Jadi bukan saja Undang-Undang yang ia keluarkan bersama DPR yang jadi pegangan, tapi omongannya juga harus bisa dipegang,” ucap Eep.

Masalahnya, kenyataannya adalah sebaliknya. Itu sebabnya Eep menyebut Jokowi tak layak. Meski ia tak secara lisan menyebut berpihak ke salah satu paslon, namun segala indikasi menunjukkan arah dukungannya ke 02.

“Itu salah satu ketidaklayakan Pak Jokowi yang menurut saya sangat serius,” Ujarnya Eep.

“Cara berpikir Jokowi ketika bicara itu terbalik. Kalau bilang ‘iya’ berarti ‘tidak’, kalau bilang ‘tidak’ berarti ‘iya’.”

Sumber: