Indonesia Terakhir :Asia Ramai-ramai Pulangkan Dolar

Foto:Makin Semangat Indonesia Tolak Dollar Amerika Serikat, Rupiah Terpuruk Terus --
Dolar melemah setelah Presiden AS Donald Trump menunda pemberlakuan tarif perdagangan.
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump menandatangani memorandum untuk menelusuri tarif perdagangan pada Kamis13 Februari 2025. AS akan meneliti lebih lanjut negara mitra dagang mana yang membuat mereka merugi sehingga perlu dikenai kenaikan tarif. Juga, tarif kemungkinan baru akan diberlakukan pada April karena pemerintah AS perlu menyusuri data lebih jauh.
BACA JUGA:DIKOSONGKAN :Modal Asing dari Indonesia Capai Rp 9,57 Triliun!
BACA JUGA:Donald Trump Sanksi:ICCkarena Tangkap Netanyahu
"Pelaku pasar tampaknya terdorong oleh potensi penundaan tarif, yang mendorong mata uang Emerging Markets seperti ringgit menguat"Ujarnya Jeff Ng, kepala strategi makro Asia di Sumitomo Mitsui Banking Corporation, kepada The Edge Malaysia.
Ringgit Malaysia 0,11% karena data ekonomi Malaysia menunjukkan perbaikan. Sementara itu, penguatan rupee ditopang oleh intervensi Reserve Bank of India (RBI).
Dikutip dari Reuters, DBS Bank memperkirakan RBI melakukan intervensi $10 miliar sementara Goldman Sachs mendekati $11 miliar.
"Posisi bearish terhadap rupee semakin meningkat dan itulah yang kemungkinan membuat RBI merasa tidak nyaman dan bertindak. Apa yang coba dilakukan RBI adalah menciptakan volatilitas dua arah," kata Dhiraj Nim, seorang strategis FX dan ekonom di ANZ Bank.
Sumber: