Dengan Kekuatan IMPACT: Di Buka Rupiah

Dengan Kekuatan IMPACT: Di Buka Rupiah

Foto:Petugas menyusun uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer2025--

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta, Jum'at 10 Januari 2025.Dengan Keadaan Perekonomian Di Landa Angin Laut Lepas Di Mana Ayunan ,Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada Jumat pagi 10 Januari 2025.Yang Mana, karena terdorong sentimen dalam negeri terkait keanggotaan Indonesia di BRICS. 

BACA JUGA:Pegang Kendali: Wall Street Kekuatan Saat Rilis Risalah The Fed
BACA JUGA:Wacana IHSG Awal 2025, Terjun Untuk Saham Prioritaskan Di Pertahankan

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.09 WIB di pasar spot exchange, rupiah naik 9 poin (0,06%) ke level Rp 16.208 per dolar AS. Pada perdagangan Kamis 09 Januari 2025, mata uang rupiah sempat ditutup turun 6 poin berada di level Rp 16.217 per dolar AS.

Dalam Hal ini, indeks dollar terpantau turun tipis 0,02 poin (0,02%) menjadi 109,15. Sedangkan imbal hasil surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun terlihat naik 0,08% di level 7,3. 

Yang Mana, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang rupiah fluktuatif. “Di Mana, ditutup melemah direntang Rp 16.200 – 16.250,”Ujarnya, Kamis 09 Januari 2025.

Ibrahim menjelaskan, kepesertaan Indonesia di BRICS bisa dinilai sebagai upaya memperkuat hubungan tidak hanya dengan China tapi dengan Brasil dan Afrika Selatan maupun negara Timur Tengah. Indonesia juga berpeluang untuk berpartisipasi dalam solidaritas negara Global South dalam mengurangi hegemoni Barat yang ada saat ini.

BACA JUGA:Ambruk: Rupiah Ditutup, Dolar Naik ke Rp16.190

BACA JUGA:Waspada Rupiah Dalam Keadaan Demam!Hari Pertama Perdagangan 2025

“Disisi lain, aliansi BRICS tidak begitu memberikan keuntungan untuk Indonesia karena ekonomi China diproyeksikan akan melambat terutama pasca kembali terpilihnya Donald Trump yang memicu proteksionisme dagang,”Ujarnya Ibrahim.

 

Lebih lanjut Ibrahim menambahkan, ketidakpastian ekonomi global karena perang dagang antara China dan AS, akan mengacak stabilitas ekonomi di beberapa negara, dan ini tentunya akan berimbas pada Indonesia. Ditambah lagi ancaman Trump pada negara anggota BRICS jika melakukan dedolarisasi.



“Reaksi Trump perlu untuk diwaspadai, karena dia merupakan salah satu pemimpin yang membuktikan ucapannya,” tegas Ibrahim.



Ibrahim mengatakan, jika AS memberlakukan tarif 100% pada negara anggota BRICS, tentu Indonesia akan terkena imbas dari kebijakan tersebut, tidak bisa dipungkiri ini juga akan menjadi tantangan bagi ekonomi Indonesia dalam jangka waktu pendek atau menengah. Hal ini juga akan menyebabkan penurunan tajam pada volume ekspor, terutama untuk produk-produk yang sangat bergantung pada pasar AS.

 

“Tidak hanya itu, kekhawatiran ketergantungan yang semakin kuat pada China masih menghantui Indonesia. Guna untuk menghindari hal tersebut, Indonesia lebih gencar mendiverifikasi mitra secara bilateral untuk survive dari ketidakpastian ekonomi global di masa yang akan datang,” tutup Ibrahim.

Sumber: