Terancam Disita Otoritas Swiss: Rekening Hashim Djojohadikusumo Karena Terlilit Utang Pajak Rp 2,4 triliun
Foto:Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo (kiri) Bersama Prabowo Subianto.--
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta,Rabu 09 Oktober 2024.Pemilik Perusahaan Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo, dan Anie Hashim Djojohadikusumo, Diduga menghindari Membayar Pajak Waktu Mereka Tinggal Selama Lebih Dari Tujuh Tahun Di Swiss sejak akhir 1990-an.
Per April 2024, pasangan suami istri ini bersama-sama menanggung utang pajak sebesar US$154 juta atau setara Rp 2,4 triliun ini.
BACA JUGA:Dibuka Sama Melemah: Ikuti Jejak Wallstreet, Bursa Asia
BACA JUGA:Pilihan Analis Jelas : Rekomendasi Saham ,IHSG Terjun Lagi ke Level 7.400
Kabar ini pertama kali disampaikan media lokal Swiss, Gotham City, beberapa waktu lalu. Dalam laporan itu, Mahkamah Agung Federal Swiss pada 3 September 2024 disebut memutuskan otoritas di Jenewa berhak menyita rekening bank yang dimiliki adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto itu. Langka ini bertujuan menutup tunggakan pajak Hashim dan istri selama puluhan tahun.
Rekening itu sendiri diperkirakan berisi nominal dengan total sekitar US$ 500 ribu atau setara Rp 7,8 miliar. Dana yang disimpan dalam rekening tersebut, menurut dokumen pengadilan, berasal dari kekayaan pribadi dan keluarga Hashim. Hashim dan istri membuka rekening itu sejak akhir 2001 atau awal 2002.
BACA JUGA:'Seberat Itu' : Innalillahi, Tamara Bleszynski Berduka Kehilangan Sosok Kesayangan Meninggal Dunia
BACA JUGA:Lebanon:Israel Kerahkan Pasukan Tambahan Untuk Lawan Hizbullah
Penyitaan rekening bank yang dibuka Hashim ini merupakan tindakan kedua yang dapat diambil otoritas Jenewa untuk menutup utang pajak petinggi Partai Gerindra itu.
BACA JUGA:Senyum Manis Akhirnya: IHSG, 3 Kali Tembus Rekor Baru
BACA JUGA:Putaran Pasaran Hari Ini:Rupiah Berakhir Jatuh , Terhadap Dolar AS
Sebelumnya pada April 2024, otoritas Jenewa telah menjual dua vila mewah yang dimiliki atas nama Anie di Kota Anières dalam sebuah lelang seharga US$ 14,5 juta atau setara Rp 227,4 miliar.
Ketika dimintai konfirmasi, Hashim enggan banyak berkomentar. "Itu lagu lama,"Ujarnya saat ditemui usai Diskusi Ekonomi di Menara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 7 Oktober 2024.
Sumber: