DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta,Selasa 17 Desember 2024.Dengan Badai Ombak Terus Menerus Datang Akhirnya,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Semangkin tenggelam, jatuh sebesar 47,59 poin (0,66%) ke level 7.211 pada penutupan sesi I, Selasa 17 Desember 2024. Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, IHSG hari ini Ambruk karena dihantam Ombak sentimen negatif, baik dari eksternal maupun dalam negeri.
BACA JUGA:Paman Sam Buat Was Was Dunia: Rupiah Di Pepet , Dolar Terbang ke Rp 16.000
BACA JUGA:Paman Sam Buat Was Was Dunia: Rupiah Di Pepet , Dolar Terbang ke Rp 16.000
Pilarmas menyampaikan, sentimen eksternal tersebut adalah pasar menantikan keputusan kebijakan moneter The Fed pada pertemuan 18 Desember 2024 waktu sempat. Berdasarkan CME Fedwatch pemangkasan suku bunga memiliki probabilitas sebesar 95,4% The Fed akan memangkas suku bunga acuannya 25 bps.
“Yang Di Mana , pasar tampaknya tidak hanya fokus pada keputusan The Fed saat ini, tetapi berfokus pada prospek pemangkasan suku bunga pada 2025,” ungkap Pilarmas dalam risetnya, Selasa 17 Desember 2024.
BACA JUGA:Waspada! Dunia Kembali Gelap, Sri Mulyani
BACA JUGA:Nyatakan Sepakat Berantas Narkotika :Terima Napi Bali Nine, PM Australia
Pandangan Pilarmas, fokus pasar tersebut dilandasi dari kecemasan pasar pasca terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat (AS), dimana pasar khawatir ini akan muncul kebangkitan inflasi, lanjutan trade war sehingga ini akan berpotensi ketidakpastian global. Alhasil, pasar tampaknya dipengaruhi ketidakpastian suku bunga The Fed di tahun depan.
“Sehingga pasar memiliki sikap spekulasi bahwa The Fed memiliki indikasi akan menahan suku bunga acuannya lebih lama,”Lanjunya Pilarmas.
Untuk data ekonomi China terus membebani sentimen pasar dimana pertumbuhan penjualan ritel melambat secara tak terduga sementara produksi industri tumbuh pada kecepatan yang relatif sama dengan Oktober. Meskipun bertumbuh melambat, namun demikian pasar menantikan arah kebijakan yang lebih detail dari pemerintah China.
Dari Jepang Bank of Japan mungkin menunda kenaikan suku bunga bulan ini. Pejabat BOJ minggu lalu menyarankan bahwa lebih banyak waktu diperlukan untuk menilai data ekonomi terbaru. Menteri ekonomi Jepang Ryosei Akazawa menegaskan kembali bahwa Bank of Japan dan pemerintah akan bekerja sama dalam kebijakan moneter yang tepat.