Pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzuk menegaskan rekonsiliasi ini bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan Palestina yang bersatu di masa depan.
"Hari ini kami meneken persetujuan persatuan nasional dan kami berkata untuk menyelesaikan perjalanan ini adalah persatuan nasional," kata Abu Marzuk seperti dikutip dari AFP.
"Kami berkomitmen terhadap persatuan nasional dan kami menyerukannya," sambung dia.
Kesepakatan persatuan nasional terwujud setelah perang Gaza masuk bulan ke sembilan.
Fatah Kepada China: Kalian Memiliki Cinta Kami
Usai terwujudnya kesepakatan rekonsiliasi tersebut, pejabat Fatah Mahmoud al-Aloul menyampaikan rasa terima kasih kepada China.
"Kepada China, kalian memiliki cinta dari kami, kalian memiliki persahabatan dari kami dari seluruh rakyat Palestina," ucap al-Aloul seperti dikutip dari Reuters.
Sementara Menlu Wang Yi menginginkan bahwa rekonsiliasi ini mewujudkan satu perdamaian yang abadi di pemerintahan Palestina.
"Kami juga menyerukan gencatan senjata komprehensif, abadi, dan berkelanjutan," ucap Wang Yi.
"Inti dari pencapaian ini adalah memperjelas bahwa Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) adalah representasi tunggal sah dari rakyat Palestina," sambung dia.
BACA JUGA:Akan Gunakan Kekerasan:Pendukung Donald Trump, Ancam Rusuh
BACA JUGA:Data Breach Universitas Indonesia:Viral Diduga Dibobol!?
Mengutip laporan kantor berita AFP, saat ini satu-satunya kekuatan dunia yang mampu menjadi mediator Hamas-Fatah yang bertikai adalah China.
Israel emosi Perdamaian Hamas dan Fatah
Tentu saja, perdamaian faksi-faksi Palestina yang bertikai ini membuat Israel marah. Mereka masih punya tujuan, membasmi Hamas.
Menteri Luar Negeri Israel, Yisrael Katz, bersikeras bahwa "pemerintahan Hamas akan dihancurkan". Ia juga menuduh Presiden Palestina Mahmud Abbas, dari faksi Fatah, mendukung serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu serangan Israel.