Bantah:Gubernur BI , Likuiditas Perbankan Mulai Ketat

Rabu 17-07-2024,16:18 WIB
Reporter : KANS HABSHI
Editor : KANS HABSHI

DISWAYPROBOLINGGO.Jakarta ,17 Juli 2024.Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI), Perry Warjiyo, membantah likuiditas perbankan mulai ketat.

Di Mana, BI Sudah Pencairan likuiditas Kepada Perbankan  total Senilai Rp 255 Triliun.

BACA JUGA:Saham Saat Ini:IHSG Bakal Menguat di Awal Pekan

BACA JUGA:Volume BBM Subsidi 2025 Naik:Menteri ESDM Beberkan Alasan , Jadi 19,99 Juta KL

Dalam Hal ini,Perry menegaskan ketahanan sistem keuangan terjaga baik. Likuiditas perbankan kuartal II 2024 tetap memadai, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tercatat tinggi yaitu sebesar 25,36 persen.

Rasio AL/DPK masih lebih cukup dari 15 persen. Sehingga, BI menambah insentif likuiditas lebih besar, dan ada tambahan insentif likuiditas bagi penyaluran kredit perbankan pada sektor prioritas.

“Apakah likuiditas juga ketat? Wong DPK tumbuh 8,45 persen. Jadi tambahan likuiditas AL/DPK tinggi dari tambahan insentif likuiditas BI, DPK tumbuh 8,45 persen, dan dari ekspansi moneter,”Ucapnya Perry dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Rabu 17 Juli 2024.

BACA JUGA:Jual Bersih:Investor Asing Jual Bersih ,IHSG Sepekan Melemah

BACA JUGA:Pertamina Jalin Kerja Sama:Bappenas dan Kebijakan Energi Keberlanjutan

Likuiditas perbankan terjaga sejalan tambahan insentif likuiditas kebijakan makroprudensial (KLM), ekspansi operasi moneter, dan aliran masuk portofolio asing, di samping tingginya kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK), sehingga berdampak pada suku bunga perbankan yang tetap terjaga.

“Faktor keempat tambahan likuiditas dari mana? dari inflow. Asing inflow kan likuiditas rupiah nambah, karena orang asing itu membawa valas ditukar rupiah. Sehingga likuiditas itu cukup AL/DPK 25,36 persen,” kata Perry.

Kendati demikian, Perry menilai tidak semua bank rajin menyalurkan kredit bergantung modal bisnis. Ada sebagian besar bank yang rajin menyalurkan kredit, sehingga mendapat likuiditas dari BI.

BACA JUGA:Luar Biasa HGU 190 Tahun:Investor IKN, Kereta Cepat Bebani WIKA

BACA JUGA:Mulai September:The Fed Diperhitungkan Tetap Turunkan Suku Bunga 2 Kali Dalam Tahun ini

“Yang enggak rajin enggak dapet likuiditas. Faktor-faktor itu yang membawa keseluruhan industri likuiditas itu tinggi 25,36 persen, ada tambahan insentif likuiditas DPK dari aliran modal asing dan seterusnya,” Lanjutnya Perry.

Kategori :