GUBERNUR BI BUKA SUAR : Dolar AS Semangkin Kencang,Ada Dalangnya

GUBERNUR BI BUKA SUAR : Dolar AS Semangkin Kencang,Ada Dalangnya

Foto:Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2024--

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta Minggu, 15 Desember 2024.Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan mata uang seluruh dunia mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat.Dalam Hal ini, Perry menyebut Pertukaran Rupiah Keadaanya lebih baik Dibanding Mata Uang ang Negara Lain.

BACA JUGA:RUNTUH: Rupiah Tembus Rp 16 Ribu Sebab Ini

BACA JUGA:BANK INDONESIA (BI) : Jalankan 3 Intervensi Agresif Untuk Rupiah Tembus Rp 16.000 per Dolar AS

Pernyataan ini disampaikan Perry di tengah kondisi rupiah yang mendekati Rp 16.000/US$ 1. Dikutip dari RTI, mata uang Paman Sam terus menguat dan berada di level Rp 15.990.

"Memang seluruh negara mengalami depresiasi, tapi depresiasi rupiah Termasuk yang kecil,"katanya dalam seminar nasional KAFEGAMA di Menara BTN, Jakarta Pusat, Sabtu ,14 Desember 2024..

BACA JUGA:Al-Julani Berisi Pesan : Kirim Pesan ke Iran, AS, dan Israel,Dari Masjid Umayyah di Damaskus
BACA JUGA:Waspada! Dunia Kembali Gelap, Sri Mulyani

Perry Juga Menyampaikan, tren positif dolar AS terjadi setelah kemenangan Donald Trump di Pilpres AS. Perry menjelaskan, AS mengeluarkan surat utang negara yang cukup besar dan meningkatkan defisit fiskalnya menjadi 7,7%. Hal itu menyebabkan banyak investor memindahkan portofolionya ke pasar Amerika serikat. Kondisi ini, sebutPerry, dikenal dengan istilah capital reversal.



"Amerika utang pemerintah sangat tinggi, oleh karena itu seluruh dunia makanya memindahkan portofolio investasinya Ke Amerika, ini bahasa Inggrisnya capital reversal, itu yang sedang terjadi," ujarnya.




Dengan utang yang tinggi dan suku bunga tinggi hal ini berdampak pada penguatan dolar AS. Indeks dolar juga mengalami penguatan dari sebelumnya 101 menjadi 107 setelah Trump menang.

 

"Karena utangnya sangat besar dan juga suku bunga yang sangat tinggi, makanya dolarnya sekarang sedang super strong. Dolar yang sebelum Trump terpilih Itu adalah mata uang dollar dibandingkan negara-negara maju 101 sekarang 107," imbuhnya.

 

"Jadi menguat hanya lebih 1,5 bulan sekitar hampir 7-6%. Semua negara itu kena, itulah angin yang sedang kita hadapi di era baru ini dan akan berlangsung dalam 5 tahun kepemimpinan Trump dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi,"Tegasnya.





Sumber: