Awal Diluncurkan di 2023:Volume Transaksi Bursa Karbon Tembus Rp 36,8 Miliar
Foto:Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kedua kiri) usai peluncuran Bursa Karbon Indonesia, Selasa (26/9/2023) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta --
DISWAYPROBOLINGGO.Jakarta.Selasa 23 Juli 2024.Kementrian koordinator Bidang Perekonomian melaporkan transaksi Perdagangan Karbon Di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) Terus Naik, sejak di Mulai September 2023.
BACA JUGA:Arus Modal Asing Masuk:Rupiah Peluang Berkembang,Suku Bunga Negara Maju Mulai Turun
BACA JUGA:Sepekan:Harga Emas Semakin Mendaki Rp 5.000, Tembus Rp 1.404.000
Dalam Hal ini,Deputi III Bidang Pengembangan Usaha dan BUMN Riset Inovasi Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi, mengatakan hingga akhir Juni 2024, nilai transaksi Bursa Karbon mencapai Rp 36,8 miliar dengan volume transaksi sebanyak 609.000 ton CO2 ekuivalen.
"Perdagangan karbon di Bursa Karbon sejak Januari 2024 sampai 30 Juni 2024 tercatat sebesar Rp 5,9 miliar dengan volume perdagangan 114,5 ribu ton CO2 ekuivalen," Sambungnya saat Webinar Perdagangan dan Bursa Karbon, Selasa 23 Juli 2024.
Elen menambahkan, pemerintah juga sudah meluncurkan emission trading system (ETS) pada sektor pembangkit listrik pada 22 Februari 2023, dengan capaian transaksi perdagangan karbon sebanyak 2,4 juta ton CO2 ekuivalen atau senilai Rp 24 miliar sampai Desember 2023.
BACA JUGA:Nasib Tol Getaci?Pemerintah Evaluasi 233 PSN
BACA JUGA:Rupiah Menguat di Rp 16.277 per Dolar AS :IHSG Lampu Hijau
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif & Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menambahkan hingga 22 Juni 2024 sudah ada tiga proyek didaftarkan dalam Bursa Karbon.
Tiga proyek tersebut yaitu proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi (PLTGU) Muara Karang, serta proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Mini Hydro (PLTMH) Gunung Wugul.
BACA JUGA:Volume BBM Subsidi 2025 Naik:Menteri ESDM Beberkan Alasan , Jadi 19,99 Juta KL
BACA JUGA:Saya Gak Kuat Ya Allah:Jennifer Coppen,Suami Meninggal Dunia
"Dari unit karbon yang tersedia atas proyek-proyek tersebut telah terjadi transaksi yaitu sebesar 609.000 ton CO2 ekuivalen atau senilai Rp 36,8 miliar dengan total frekuensi sebesar 85 kali dan jumlah unit karbon yang telah di-retired sebesar 417.000 ton CO2 ekuivalen," ungkap Inarno.
Inarno juga mencatat pengguna jasa karbon yang telah terdaftar di Bursa Karbon sudah mencapai 68 entitas institusi. Dia menilai, perdagangan unit karbon di Bursa Karbon tersebut menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan jika dibandingkan dengan perkembangan Bursa Karbon di kawasan seperti Malaysia maupun Jepang.
Sumber: