DISWAYPROBOLINGGO ID. Jakarta, Minggu 21 Januari 2024.Sejak awal milenium 2000, dunia telah berhadapan dengan gelombang gangguan yang meresahkan masyarakat, menghantui perekonomian, dan mengejutkan ekosistem bumi.
BACA JUGA:Abdee Slank: Undur Diri Dari Komisaris Telkom dan Dukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD
BACA JUGA:SAT SET: Sosialisasi, Ribuan Relawan Ganjar-Mahfud
Evolusi ketiganya berkembang secara unik, menyisakan banyak pertanyaan tentang kompleksitas dampak yang terus berlanjut. Dalam sorotan ini, manajemen risiko menjadi pusat perhatian, mengalami transformasi untuk menyesuaikan diri dengan era ketidakpastian.
Pemahaman mendalam tentang perubahan lingkungan memicu transformasi dalam praktik manajemen risiko. Ini bukan hanya tentang mengidentifikasi dan mengelola risiko saat ini, tetapi juga mengadaptasi diri untuk mengantisipasi tantangan masa depan. Pemikiran baru ini menekankan pentingnya fleksibilitas, proaktivitas, dan inovasi dalam mengelola ketidakpastian.
Konsorsium Ketahanan Forum Ekonomi Dunia menjadi wadah kolaboratif yang penting dalam merespons ketidakpastian global. Dipimpin oleh pemimpin dari sektor publik dan swasta, konsorsium ini berfungsi sebagai kekuatan bersatu untuk membangun ketahanan global. Tidak hanya sekadar menghadapi tantangan saat ini, tetapi juga menyatukan pemikiran dan sumber daya sektor-sektor berbeda untuk menciptakan solusi terintegrasi.
BACA JUGA:JANJI ANIES: Tingkatkan Kesejahteraan Tenaga Medis
Komitmennya tidak hanya pada ketahanan sektoral, melainkan pada ketahanan holistik. Artinya, tidak hanya mencari solusi individu untuk masalah yang ada, tetapi juga memahami keterkaitan antarberbagai isu. Mereka mengakui bahwa ketahanan sesungguhnya memerlukan pendekatan yang menyeluruh, melibatkan sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Agenda Ketahanan: Tantangan Spesifik dan Keterkaitan Tema
Agenda ketahanan tidak bisa lagi bersifat sektoral atau terisolasi. Keberhasilannya terletak pada kemampuannya untuk memecahkan tantangan spesifik yang dihadapi oleh masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. Ini mencakup identifikasi masalah khusus dan pengembangan strategi yang relevan untuk mengatasi mereka. Misalnya, dalam menghadapi ketidaksetaraan ekonomi, agenda harus mencakup inisiatif untuk menciptakan peluang ekonomi yang adil.
Dengan demikian, penting untuk memahami bahwa tantangan-tantangan ini tidak berdiri sendiri. Keterkaitan antar berbagai isu memerlukan pendekatan terkoordinasi yang memahami implikasi satu isu terhadap isu lainnya. Misalnya, upaya untuk mengatasi perubahan iklim perlu mempertimbangkan dampaknya pada ketahanan pangan dan sumber daya air.
BACA JUGA:GANJAR PRANOWO DAN MAHFUD MD SEPAKAT!Berantas Korupsi Karena Indonesia 2024, Bermartabat Dan Unggul
BACA JUGA:Anies Baswedan Pembukaan Debat Capres Ketiga: Persoalan Keamanan Siber
Pemilihan ketujuh tema ketahanan dalam rencana debat Cawapres malam ini, termasuk Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, dan Masyarakat Adat, menunjukkan penekanan pada aspek-aspek kritis. Setiap tema tidak hanya dianggap sebagai masalah terpisah, tetapi sebagai bagian dari jaringan kompleks tantangan dan peluang yang harus diatasi.