DISWAYPROBOLINGGO.ID - Daun lontar yang dijadikan media naskah manuskrip berasal dari daun pohon ental atau enau. Kiranya, proses menjadi daun lontar membutuhkan waktu yang panjang, yakni dua tahun.
Pembuatan daun lontar tersebut bisa dijumpai di Museum Pustaka Lontar yang tepatnya berada di Desa Adat Dukuh Penaban, Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali.
Lontar berasal dari daun ental yang berasal dari pohon tal atau enau. Masyarakat Bali jaman dulu biasa memanfaatkan daun itu menjadi bahan utama membuat naskah manuskrip.
BACA JUGA:Ciri - Ciri Tanda Ibu Hamil Alami:Pencernaan
Catatan jaman dulu yang berusia ratusan tahun itu tersimpan dengan rapi di Museum Pustaka Lontar. Di atas daun lontar itu tercatat berbagai tata cara kehidupan dan ritual keseharian di Bali dan masih menjadi pedoman dalam aturan masyarakat Bali.
Belum banyak yang tahu, sebelum menjadi lontar ternyata daun ental harus melalui proses yang cukup panjang. Bahkan memakan waktu sekitar dua tahun.
Proses pertama yang diawali dengan pemilihan daun ental, disesuaikan dengan kebutuhan. Biasanya memilih daun yang berukuran 20 cm hingga 60 cm. Setelah mendapatkan daun ental yang sesuai ukuran, dilanjutkan dengan pemisahan daun ental dengan lidinya.
BACA JUGA:Restoran Margot Riverside Tempat Estetik Yang Menyuguhkan Pemandangan Alam Yang Indah
Proses ketiga adalah perendaman yang dilakukan selama tiga minggu. Proses perendaman dinyatakan selesai apabila rendaman dari daun ental sudah tidak berbau busuk dan tidak berwarna keruh lagi," ucap Ni Kadek Chandra Dewi, staf pemandu di Museum Pustaka Lontar.
Dilanjutkan dengan proses perebusan selama 8 jam. Daun ental akan direbus bersamaan dengan rempah-rempah yang dikenal dengan nama "isin rong" yang terdiri dari kapulaga, jahe, cengkeh, pala, dan lain-lain. Berbagai macam rempah tersebut kemudian ditumbuk dan direbus bersamaan dengan daun ental
Proses selanjutnya adalah proses penjepitan menggunakan alat bernama pemlagbag selama 6 bulan. Hal ini bertujuan untuk membuat daun ental menjadi lurus. Daun ental juga akan dilubangi dengan alat bernama pirit.
BACA JUGA:Rekomendasi Tempat Wisata Di Bandung, Yang Wajib Di Kunjungi Oleh Para Wisatawan
Dan proses daun ental terakhir adalah nyepat atau proses pembuatan garis. Dalam satu lembar daun ental bolak-balik akan dibuat empat garis dengan perkiraan panjang 1cm.