DISWAYPROBOLINGGO.ID.Timur Tengah , Jum'at 13 Juni 2025.Akhirnya Terjadi Perang Israel dan Iran,Di Mana Militer Zionis resmi meluncurkan serangan udara ke negara Islam tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan bahwa Angkatan Udara Israel telah melakukan "serangan pencegahan" ke Iran. Media Iran melaporkan ledakan terjadi di Teheran. Ada juga laporan intersepsi rudal oleh sistem pertahanan udara Teheran. Situasi darurat telah diumumkan di seluruh Israel. "Setelah serangan pendahuluan Negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi,"Ujarnya Katz.BACA JUGA:Voting Resolusi:Akan Dilakukan Majelis Umum PBB Untuk Gencatan Senjata Permanen di Gaza
BACA JUGA:DIHENTIKAN SEMENTARA:Tambang Nikel Anak Usaha Antam di Raja Ampat
Sehari sebelumnya, para pejabat Amerika Serikat (AS) telah diberi tahu bahwa Israel sepenuhnya siap untuk meluncurkan operasi militer ke Iran. Pemberitahuan itulah yang menjadi alasan Washington mengevakuasi para staf kedutaannya dari negara-negara di Timur Tengah. Pemerintah AS pada hari Rabu juga telah meminta para warganya untuk meninggalkan wilayah Timur Tengah, terutama Irak. Departemen Luar Negeri memerintahkan pejabat pemerintah yang tidak dalam keadaan darurat untuk meninggalkan Irak karena meningkatnya ketegangan regional. Selama beberapa tahun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sangat skeptis terhadap kesepakatan apa pun dengan Iran. Iran dan Israel telah menjadi musuh bebuyutan sejak revolusi Iran tahun 1979. Kantor Netanyahu mengatakan Israel telah melakukan "operasi terbuka dan rahasia yang tak terhitung jumlahnya" untuk menghambat pertumbuhan program nuklir Iran. Bulan lalu, Trump mengatakan secara terbuka bahwa dia telah mendesak Netanyahu untuk tidak menyerang Iran sementara pemerintahannya melakukan negosiasi dengan rezim Teheran. "Saya katakan kepadanya bahwa ini tidak pantas dilakukan sekarang karena kita sudah sangat dekat dengan solusinya,"Ujarnya Trump. Program nuklir Iran sudah ada sejak beberapa dekade lalu, meskipun negara itu telah lama bersikeras bahwa program tersebut hanya ditujukan untuk tujuan damai. Pada tahun 2015, mantan Presiden Barack Obama membuat kesepakatan dengan Iran yang membatasi cakupan program pengayaan uranium negara itu, meskipun Netanyahu keberatan, yang menuduh Iran tidak dapat diandalkan dan telah secara diam-diam melanggar perjanjian tersebut. BACA JUGA:Meroket Saham Baja:Wall Street Berkembang di Awal Juni BACA JUGA:Trump Dan Elon Musk Ribut Kemarin: Langsung Rusia Tawarkan Elon Musk Suaka Politik Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 selama masa jabatan pertamanya dan meningkatkan sanksi terhadap Iran. Sedangkan Iran memperluas persediaan uraniumnya yang sangat diperkaya. Dalam sebuah laporan dua minggu lalu, Badan Tenaga Atom Internasional memperkirakan Iran telah memperkaya 408,6 kilogram uranium hingga kemurnian 60%. Untuk pembuatan senjata nuklir, dibutuhkan pengayaan uranium dengan kemurnian 90%. Dalam kesaksian di Capitol Hill pada hari Rabu sebelumnya, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan: "Ada banyak indikasi bahwa mereka [Iran] telah bergerak menuju sesuatu yang akan terlihat seperti senjata nuklir."