"Selama operasi Kursk, musuh telah kehilangan 38.000 tentaranya di wilayah ini saja, dengan hampir 15.000 di antaranya tidak dapat dipulihkan," Ujarnya.
Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.
Cara ini pun akhirnya menyeret sejumlah negara Barat dalam konflik, termasuk AS, Inggris, dan sejumlah sekutunya di Eropa. Mereka memberikan bantuan besar kepada Kyiv untuk melawan pasukan Rusia, dan di sisi lain, menjatuhkan ribuan sanksi ekonomi kepada Moskow agar tak memiliki anggaran untuk perang
Dalam Hal ini, kedua belah pihak berjuang untuk meningkatkan posisi medan perang mereka sebelum Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilantik pada tanggal 20 Januari. Trump sendiri telah berjanji untuk segera mengakhiri perang dan memutus bantuan persenjataan dan keuangan untuk Ukraina.