DISWAYPROBOLINGGO.ID.Minggu 05 Januari 2025.Perang Semangkin Memanas Di Mana,Rusia telah bersumpah akan membalas setelah mengklaim sistem pertahanan udaranya menembak jatuh delapan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat (AS) yang ditembakkan oleh Ukraina. Rusia menganggap rudal yang punya jangkauan hingga 300 Km tersebut sebagai eskalasi besar.
BACA JUGA:Gagal Ditangkap Hari Ini :Presiden Korsel
BACA JUGA:Waspada Rupiah Dalam Keadaan Demam!Hari Pertama Perdagangan 2025
Dilansir CNN, Minggu 05 Januari 2024., Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sistem pertahanan udara Rusia menembak jatuh delapan rudal balistik bersama 72 pesawat udara tak berawak (UAV) atau drone. Rusia menyebut tindakan rezim Kyiv yang didukung oleh Barat akan dibalas.Rusia mengatakan beberapa pesawat tanpa awak dihancurkan di wilayah Leningrad di barat laut dan satu di Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak akhir musim panas lalu. Presiden AS Joe Biden yang akan lengser sebelumnya telah menyetujui penggunaan ATACMS oleh Kyiv.
BACA JUGA:Semaunya Rusia Putuskan :Balas AS,Dengan Mengakhiri Peluncuran Rudal Berkekuatan Nuklir BACA JUGA:Tutup perdagangan Akhir Tahun ini : Pelemahan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS
BACA JUGA:Karena Drama Darurat Militer : Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Ditetapkan Tersangka
BACA JUGA:Akhirnya Terancam Penjara: Israel Tangkap Netanyahu Dan Di Bawah Ke Pengadilan
Dalam Hal ini, Rusia meluncurkan total 81 pesawat nirawak ke Ukraina pada Jumat hingga Sabtu malam. Komando Angkatan Udara Ukraina drone itu termasuk pesawat nirawak Shahed buatan Iran dan 'berbagai jenis pesawat nirawak tiruan'.
Sekitar 34 pesawat nirawak serang Shahed dan jenis pesawat nirawak lainnya ditembak jatuh. Pesawat nirawak yang ditembak jatuh tersebut menyebabkan kerusakan di wilayah Chernihiv dan Sumy. Ukraina memasuki tahun ini dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam konflik yang dimulai pada Februari 2022. Rusia memperoleh keuntungan di garis depan timur. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai desa Nadiya di wilayah Luhansk timur Ukraina. Di Donetsk, pusat Pokrovsk berada di bawah tekanan Rusia yang semakin meningkat karena pasukan Ukraina kehilangan wilayah di selatan dan timur kota tersebut. Ukraina juga khawatir bahwa pemerintahan Trump yang akan datang dapat memangkas bantuan militer yang penting. Trump sendiri telah berjanji untuk mengakhiri konflik tersebut.