Dolar Sehasta Jadi :Rp 16.000, Rupiah Melemah

Selasa 26-11-2024,18:08 WIB
Reporter : KANS HABSHI
Editor : KANS HABSHI

DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta,26 Nopember 2024.Nilai tukar rupiah terpuruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah semakin memanasnya konflik Israel-Hizbullah serta wait and see data penting AS.

BACA JUGA:Ambruk :Daftar Saham , Salah Satu BOAT

BACA JUGA:Serukan : Netanyahu Dihukum Mati! Pemimpin Tertinggi Iran

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Selasa 26 Nopember 2024 rupiah ambles hingga 0,38% berada di level Rp15.925/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.939/US$ hingga Rp15.880/US$.

Saham Perbankan Raksasa Biang Keladinya

Pelemahan ini merupakan yang terdalam sejak 12 Agustus 2024 yang sebelumnya berada pada level Rp15.950/US$.

Bersamaan dengan pelemahan rupiah hari ini (25/11/2024) Indeks Dolar AS (DXY) alami penguatan hingga 0,28% tepat pukul 15.00 ke posisi 107.118. Kenaikan ini menjadi alasan kuat terpuruknya rupiah hari ini.

BACA JUGA:Bengkulu: 7 Pejabat di Terciduk OTT KPK

BACA JUGA:Doktrin Nuklir Rusia Terbaru: Putin Patenkan, Ancaman Nyata bagi Barat dan Sekutunya

Selain tertekan oleh menguatnya indeks dolar AS, pelemahan rupiah hari ini juga imbas dari memanasnya konflik Israel-Hizbullah yang ditandai dengan adanya pengumuman gencatan senjata antara Hizbullah dengan Israel dalam kurun waktu kurang dari 36 jam kedepan.

Hal ini diumumkan secara langsung oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap sebagai terobosan diplomatik penting setelah konflik panjang yang telah menelan ribuan korban jiwa.

BACA JUGA:Gencatan Senjata Gaza :AS Veto Resolusi PBB , Hamas Bilang

BACA JUGA:Mampu Turunkan PPN Jadi 5% :Presiden Prabowo ,Jangankan Menunda

John Kirby selaku Juru bicara keamanan nasional menyatakan bahwa kesepakatan semakin dekat meskipun masih ada beberapa langkah yang perlu diambil.

"Kami sangat mendorong agar ini segera tercapai,"Ujarnya Kirby, dilansir Reuters, Selasa 26 Nopember 2024.

Di Mana, kabinet Israel akan mengadakan pertemuan pada Selasa untuk menyetujui kesepakatan tersebut.

"Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan persetujuan pada teks perjanjian," kata seorang pejabat senior Israel.

Jika hal ini benar terjadi, maka harga komoditas berpotensi mengalami penurunan, seperti emas dan minyak dunia. Hal ini dapat berdampak terhadap emiten yang berhubungan dengan komoditas yang juga berpeluang mengalami depresiasi.

BACA JUGA:Lima Saham Luar Biasa Keuntungan nya: IHSG Nyungsep

BACA JUGA:Jadi Kepercayaan Donald Trump: Elon Musk Sang Miliarder

Di sisi lain, rilis data inflasi pengeluaran pribadi masyarakat AS atau PCE pada Rabu pekan ini juga menjadi sorotan publik, dimana angka inflasi diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

 

Berdasarkan penelitian konsensus, PCE periode Oktober 2024 akan meningkat menjadi 2,3% (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode September 2024 yang tercatat 2,1% .

Jika hal ini benar terjadi, maka kenaikan ini dapat membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) semakin ragu untuk memangkas suku bunganya pada pertemuan bulan depan dan berdampak kurang baik baik pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berpotensi tertekan.

Kategori :