Market Cap IHSG Ambruk Rp800 T : Sebab Asing Kabur

Senin 18-11-2024,20:01 WIB
Reporter : KANS HABSHI
Editor : KANS HABSHI

Tak berhenti disitu, setelah mendapatkan kabar bahagia penurunan suku bunga dari the Fed pada November. Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell malah menyatakan pendapatnya bahwa ekonomi AS tetap kuat dan tidak akan buru-buru menurunkan suku bunga.

Yield US Treasury Tetap Tinggi, Investor Pilih Cash

Di sini membuat ekspektasi pelaku pasar mulai menilai bahwa akan ada perlambatan laju penurunan suku bunga yang membuat yield US Treasuty tetap kuat. Pantauan CNBC Indonesia hingga hari ini, yield obligasi acuan AS tenor 10 tahun yang kini posisinya di 4,43%.

BACA JUGA:Hari Ini Gugur :Harga Emas Antam (ANTM)

BACA JUGA:Taksiran Fluktuatif Besok :Rupiah Ditutup Menguat Hari ini

Jika membandingkan dengan suku bunga AS kini yang berada di 4,5% - 4,75%, selisih dengan US10Y hanya berkisar 20 basis poin (bps), tidak sampai 0,50%. Ini membuat investor memilih posisi cash, imbasnya indeks dolar AS juga tetap kuat.

Indeks dolar AS (DXY) bahkan dalam sebulan ini naik kencang dan sudah ke level 106 yang merupakan level tertinggi dalam setahun.

Selain itu, ada faktor penurunan bobot saham Indonesia di Indeks MSCI yang membuat asing kabur. Merujuk laporan Greed and Fear Jefferies Securities, MSCI diketahui menurunkan bobot Indonesia menjadi 1,5% pada November 2024, dari sebelumnya 2% pada Januari 2024.

Dari dalam negeri, pukulan terhadap IHSG juga makin kentara dengan kenaikan tarif PPN 12%. Ini bakal membuat daya beli masyarakat semakin lemah lantaran harga produk makin mahal. Sebagai informasi, tarif PPN yang akan berlaku tahun depan ini dinilai menjadi yang tertinggi di antara negara ASEAN.

Investor Berbalik Mode Wait and See, IHSG Potensi Sideways

Mengawali pekan ini, investor kembali ke mode wait and see terhadap Rapat Dewan Gubernur (RDGO Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan hasilnya pada tengah pekani ni.

Salah satu hal yang ditunggu pelaku pasar adalah soal keputusan suku bunga BI (BI rate) periode November 2024.

Pada hari yang sama, BI akan merilis deposit facility rate dan lending facility rate.

Sebagai catatan, pada Oktober lalu, BI menahan suku bunganya di level 6% dengan Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Keesokan harinya, 21 Nopember 2024, BI akan merilis angka transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk kuartal III-2024.

BACA JUGA:Sabtu, 26 Oktober 2024:Daftar Harga Emas Antam Hari Ini

Kategori :