BACA JUGA:Divonis Langgar Etik: Nurul Ghufron Sanksinya Teguran Tertulis
"Kita berada di dunia yang secara geopolitik mengalami segmentasi, dan komoditas cenderung menjadi yang terdepan," kata Colin Hamilton, analis logam di BMO Capital Markets, sebuah bank investasi.
Menurut Hamilton, pembatasan potensial pada ekspor uranium bisa sangat "menyakitkan".
"Ini adalah sesuatu yang ditakutkan oleh industri uranium."
Sedangkan AS telah melarang impor uranium yang diperkaya dari Rusia, larangan tersebut mengecualikan kontrak yang ada dengan perusahaan utilitas AS.
Untuk itu, Rusia telah memotong pasokan gas ke UE melalui jaringan pipa Nord Stream pada tahun 2022, dengan ancaman untuk "membekukan" wilayah barat. Jaringan pipa tersebut kemudian hancur karena ledakan.
Alexandra Prokopenko, seorang peneliti di Carnegie Russia Eurasia Center, menggambarkan komentar tersebut sebagai "ancaman khas Putin".
BACA JUGA:Divonis Langgar Etik: Nurul Ghufron Sanksinya Teguran Tertulis
BACA JUGA:Kenang Kontribusi ke Hilirisasi Nikel: Luhut Berduka Faisal Basri Meninggal
"Itu adalah pesan ke barat: 'Lihat, terlepas dari semua transisi energi Anda, kami adalah salah satu pemimpin dalam logam tanah jarang, yang Anda butuhkan untuk peralihan Anda ke energi hijau. Kami dapat menghentikan ekspor tersebut, dan rencana Anda akan berantakan.'"
Dengan sejumlah saham emiten tambang nikel RI mengalami koreksi pada perdagangan akhir pekan ini.
Pada perdagangan sesi II Jumat (13/9/2024), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) tercatat turun 0,37%, PT Timah Tbk. (TINS) terkoreksi 0,50%, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) turun 0,78%, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) turun 1,11%, PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) turun 1,63%, dan PT Ifishdeco Tbk. (IFSH) turun 2,38%.
Dan beberapa stagnan, seperti PT PAM Mineral Tbk. (NICL), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL).
Ada juga yang mencatatkan peningkatan, yakni PT Resources Alam Indonesia Tbk. (KKGI) naik sebesar 1,77%.