DISWAYPROBOLINGGO.ID-Keberadaan teknologi AI di dunia kian melonjak, apalagi dengan hadirnya chatbot karya OpenAI, ChatGPT. Sebenarnya, teknologi ini telah ada di dunia sejak beberapa tahun sebelum lonjakan popularitasnya.
Namun pengembangannya kala itu mungkin belum secanggih versi saat ini, dan belum secara langsung bersinggungan dengan masyarakat umum.
Di beberapa sektor, AI telah membuktikan potensinya dalam mengubah cara hidup dan bekerja masyarakat. Saat ini, ranah teknologi AI ini telah mencakup ranah AI generatif, atau kerap disebut sebagai GenAI (Generatif AI).
BACA JUGA:Portal Media Online Blokir ChatGPT Dan Ai Dari Google Bard.
Secara umum, Artificial Intelligence (AI) merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. AI memungkinkan komputer untuk belajar dari pengalaman, mengidentifikasi pola, membuat keputusan dan menyelesaikan tugas rumit dengan cepat dan efisien.
Sedangkan untuk GenAI berbeda dengan AI pada umumnya, karena berkemampuan menghasilkan karya digital baru, baik berbentuk teks, foto, musik hingga video. Ciri utama GenAI adalah kemampuan menerjemahkan instruksi sederhana menjadi karya.
GenAI bekerja menggunakan model Machine Learning (ML), model sangat besar yang telah dilatih sebelumnya dengan data dalam jumlah besar. ML ini memiliki dua model yaitu model dasar atau Foundation Model (FM) dan model bahasa besar atau Large Language Model (LLM).
BACA JUGA:Tokopedia dan Tiktok Diminta Patuhi Aturan Oleh Kemendag
Secara umum, FM menggunakan pola dan hubungan yang dipelajari untuk memprediksi item berikutnya secara berurutan. LLM secara khusus difokuskan pada tugas-tugas berbasis bahasa, seperti ringkasan, pembuatan teks, klasifikasi, percakapan terbuka, dan ekstraksi informasi.
Saat ini, sejumlah model GenAI mengalami lonjakan popularitas di kalangan masyarakat, dan salah satu yang paling dikenal konsumen saat ini adalah ChatGPT. Namun, terdapat model GenAI lain yang juga populer di kalangan konsumen yaitu Stable Diffusion, Microsoft Copilot, Google Bard.
Persiapan Indonesia untuk AI Generatif.kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menegaskan bahwa pemerintah Indonesia juga sudah menaruh perhatian terhadap teknologi AI termasuk pengembangan ke depan dan panduan untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan.
BACA JUGA:Google Tahu Siapa Investor Ikut Proyek IKN Gibran Minta Mahfud MD Cros Cek.
Menurutnya, ada beberapa tantangan dalam mewujudkan etika kecerdasan artifisial di era digital. Bukan soal infrastruktur, melainkan kepercayaan manusia atau masyarakat dan talentanya.
Dia memandang teknologi AI itu hanya alat tapi berbasis data, sama seperti otak manusia bahwa kecerdasan itu karena ada basis data atau informasi yang terakumulasi. Apabila tidak ada data maka AI tidak akan berkembang.
President Director IBM Indonesia, Roy Kosasih juga menyebutkan bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) kini telah menjadi tren yang tidak hanya merupakan keinginan, tapi kebutuhan dan kepastian bahwa setiap perusahaan atau organisasi dunia, termasuk Indonesia, harus menggunakannya.