DISWAYPROBOLINGGO.Jakarta,Kamis 07 Maret 2024.Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang, membantah terkait munculnya isu deindustrialisasi di Indonesia. Ia memastikan Industri Manufaktur Di Tanah Air Sedang Dalam Keadaan Sehat.
BACA JUGA:IHSG :Naik 0,14 Persen
BACA JUGA:Pergerakan Dolar Amerika Serikat Terhadap Mata Uang Lainnya Termasuk Rupiah
“Saya bisa menjelaskan bahwa manufaktur pasti sedang tidak dalam deindustrialisasi, dengan data-data (Purchasing Managers Index atau PMI) bukan 50,2 tapi 52, sekian ini very health,” kata Agus di Denpasar, Bali pada Rabu (6/3).
Agus memaparkan data PMI manufaktur Indonesia pada Februari 2024 capai angka 52,2. Selain itu, Agus juga mengeklaim penyerapan tenaga kerja usai pandemi COVID-19 di sektor industri yang cukup tinggi.
Agus menegaskan pihak yang terus mengutarakan kabar deindustrialisasi juga tidak dapat membuktikan kelesuan industri dari investasi.
BACA JUGA:Direktur Utama Antam: Perbedaan Nikel Dan Lithium Ferrophosphate Atau LFP
BACA JUGA:ELON MUSK:Tesla Beralih ke LFP, HOTMAN:Jokowi Marah Pajak Hiburan Naik
“Jadi mereka ini sudah bergeser dari menarasikan bahwa industri di Indonesia sedang deindustrialisasi, sekarang mencoba memakai indikator tambahan yaitu investasi. Ya semakin kecebur dia kalau pakai pendekatan investasi karena investasi manufaktur Indonesia datanya setiap tahun selalu naik terus,” Katanya Agus.
Agus memaparkan data investasi sektor industri pada 2014 hanya capai Rp 186 triliun, lalu meroket pada 2023 jadi Rp 565 triliun. Padahal, kata Agus, ada jeda waktu selama pandemi COVID-19.
“Jangan lupa kita ada dua tahun (COVID-19) yang mute dan tidak melakukan apa-apa,” terang Agus.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan kontribusi manufaktur Indonesia terhadap Manufacture Value Added (MVA) dunia juga dapat diperhitungkan. Kontribusi tersebut mengalahkan banyak negara.
BACA JUGA:Saham:Prajogo Pangestu (TPIA) Naik 22 Persen
BACA JUGA:RUPIAH MAKIN KUAT!Rp 15.615 per Dolar AS
“Kita pada tahun 2021 (manufacture) value added kita USD 228 miliar kontribusi terhadap Manufaktur Value Added dunia, itu sekitar 1,46 persen dari MVA dunia dan kita di atas negara seperti Kanada, Turki, Thailand, Brasil peer competitor kita,” Ucapnya Agus.