DISWAYPROBOLINGGO.Jakarta, Selasa 27 Februari 2024.Sebuah masjid di Burkina Faso sebelah timur diserang kelompok bersenjata dan membuat puluhan orang tewas, Minggu 25 Februari 2024.
waktu setempat. Di hari yang sama, Serangan Mematikan Juga Terjadi Di sebuah Gereja Katolik Yang Berada Di Utara Saat Misa Berlangsung.
BACA JUGA:Kejamnya Israel: Bunuh Pasien Palestina Lagi Dirawat
"Orang-orang bersenjata menyerang sebuah masjid di Natiaboani pada Minggu, sekitar pukul 05.00 pagi dan membuat beberapa Umat Muslim terbunuh," kata sumber keamanan dilansir Reuters, Senin 26 Februari 2024.
Seluruh korban tewas merupakan Muslim dan mayoritas adalah laki-laki yang datang untuk Salat Subuh berjamaah. Menurut sumber lokal lainnya, "Para teroris memasuki kota pada pagi hari. Mereka mengepung masjid dan menembaki jemaah yang sedang berkumpul itu Sholat, termasuk pemimpin agama penting."
BACA JUGA:Ingin Perluas Kekuasaan:Duterte, Sanggah Presiden Filipina Pencandu Narkoba
BACA JUGA:Manuver Beijing China, 30 pesawat tempur dan enam kapal perang Dikerahkan Bergerak Menuju Taiwan
Anggota Relawan Pertahanan Tanah Air (VDP) yang terdiri dari pasukan sipil juga menjadi sasaran amuk gerombolan yang datang dalam jumlah besar itu. Sumber AFP menggambarkan insiden tersebut sebagai "serangan skala besar" yang menimbulkan kerusakan parah.
Burkina Faso sebelah utara juga diserang. Dalam insiden ini, setidaknya 15 orang sipil tewas dan dua lainnya terluka.
Vikaris Keuskupan Dori, Jean-Pierre Sawadogo, menyebut serangan ini terjadi saat jemaahnya sedang berkumpul untuk ibadah di Desa Essakane. Desa ini berada di zona tiga perbatasan timur laut Burkina Faso yang berbatasan dengan Mali dan Niger.
BACA JUGA:Hotel Burj Al Arab Jumeirah Sering Mendapatkan Permintaan Menarik Dari Para Tamu
BACA JUGA:Dunia Waspada :WHO Ancaman,Bahaya Penyakit X
Sejak 2022, Burkina Faso berada di bawah kepemimpinan junta militer Kapten Ibrahim Traore. Ia memimpin setelah kudeta kedua dalam kurun waktu kurang dari satu tahun pecah di negara itu. Kudeta ini sebagian diduga dipicu oleh ketidakpuasan pemerintah meredam kekerasan jihadis.
Sejak perang saudara di Libya pada 2011 silam dan pengambialihan Mali utara oleh kelompok jihadis di tahun 2012, Burkina Faso yang bersebelahan dengan kedua negara itu juga harus berperang melawan meningkatnya gerakan ekstremisme. Pemberontakan jihadis ini meluas ke Burkina Faso dan Niger sejak 2015.