SEPEKAN: Modal Asing Keluar Rp 3,2 Triliun

SEPEKAN: Modal Asing Keluar Rp 3,2 Triliun

Foto: Ilustrasi PERKEMBANGAN INDIKATOR STABILITAS NILAI RUPIAH (12 JANUARI 2024)--

DISWAYPROBOLINGGO ID.Jakarta,Sabtu 27 Januari 2024.Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan domestik mencapai Rp 3,2 triliun berdasarkan data transaksi 22-25 Januari 2024. Modal asing yang keluar didominasi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 3,31 triliun.

BACA JUGA:UMKM :Menaker Lapangan Kerja di Republik Indonesia

BACA JUGA:Emiten Tommy Soeharto Masuk Saham Boncos:IHSG Turun 1,25 Persen Sepekan

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan selama tahun 2024, aliran modal asing tercatat masuk Rp 7,11 triliun di pasar SBN, Rp 7,35 triliun masuk di pasar saham, dan Rp 18,92 triliun masuk dalam Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Jual neto Rp 3,2 triliun terdiri dari jual neto Rp 3,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 0,52 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp 0,41 triliun di SRBI,” ujar Erwin dalam keterangan resmi, Sabtu 27 Januari 2024.

Premi risiko investasi Indonesia mengalami kenaikan. Hal ini terlihat dari premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 25 Januari 2024 sebesar 74,11 bps, naik dibandingkan per 19 Januari 2024 sebesar 73,13 BPS.

BACA JUGA:Sinyal Indosat Alami Gangguan, Jumat (26/1/2024) Malam : Steve Saerang Buka Suara

BACA JUGA:PT Permodalan Nasional Madani:RAIH 40 Penghargaan

Sementara itu, nilai tukar rupiah ditutup di level (bid) Rp 15.820 per dolar AS pada Kamis 25 Januari 2024, dan dibuka pada level (bid) Rp 15.828 per dolar AS pada Jumat 26 Januari 2024.

Kemudian, yield SBN 10 tahun naik ke 6,63 persen pada hari Kamis dan tetap stabil pada Jumat. Sementara untuk indeks dolar (DXY) menguat ke level 103,57 dan yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun turun ke level 4,118 persen.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,”Ujarnya Erwin.

Sumber: