INI SEBABNYA :IHSG Menguat Terbatas pada 7-11 Oktober 2024
Foto:Karyawan bekerja di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta 2024--
DISWAYPROBOLINGGO.ID.Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis pada periode 7-11 Oktober 2024. Analis menilai Pergerakan IHSG Dipengaruhi Sejumlah Sentimen Global Dan Domestik.
BACA JUGA:Dibuka Sama Melemah: Ikuti Jejak Wallstreet, Bursa Asia
BACA JUGA:Wawancarai Langsung :Prabowo Calon-calon Menterinya
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu 12 Oktober 2024, IHSG naik 0,33 persen menjadi 7.520 dari pekan lalu di posisi 7.496,09. Kapitalisasi pasar bursa juga menguat terbatas 0,01 persen menjadi Rp 12.532 triliun dari Rp 12.531 triliun pada pekan lalu.
Menurut Alisis ,PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG bergerak menguat 0,33 persen selama sepekan yang dipengaruhi oleh beberapa sentimen. Pertama, eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah. Kedua, ada rencana pemberian stimulus dari pemerintah China yang akan dilaksanakan pada 12 Oktober 2024. Ketiga, the Federal Reserve (the Fed) mengisyaratkan akan ada pemangkasan suku bunga paling tidak 50 basis poin (bps).
"Keempat, rilis data inflasi AS yang cenderung melandai dan mendekati target the Fed di 2 persen,”Katanya.
BACA JUGA:Senyum Manis Akhirnya: IHSG, 3 Kali Tembus Rekor Baru
BACA JUGA:Langsung Menghijau: IHSG Selasa 17 September 2024
Herditya menuturkan, selama sepekan ke depan, pihaknya perkirakan IHSG berpeluang menguat dengan level support di 7.449 dan level resistance di 7.633.
Di Mana, sentimen yang akan pengaruhi IHSG antara lain rilis data inflasi China yang menurut consensus akan berada di 0,7 persen YoY. Kemudian pergerakan nilai tukar rupiah yang diperkirakan berpeluang menguat dan pergerakan harga komoditas dunia.
BACA JUGA:Terjadi Pemotongan Suku Bunga:Rupiah Sepekan Perkasa Dengan Dolar
BACA JUGA:Membentuk Aliansi Strategis: Program Aksi Pertamina Geothermal (PGEO)
Herditya menambahkan, sentimen lainnya datang dari rilis data neraca perdagangan, suku bunga acuan dan pertumbuhan ekonomi China.”Investor juga nampaknya masih akan mencermati perkembangan Timur Tengah,”Ujarnya.
Dalam Hal ini, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 7,26 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,27 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Sumber: